Pemeriksaan Suhu Tubuh
Pemeriksaan tubuh merupakan salah satu pemeriksaan
yang digunakan untuk menilai kondisi metabolism di dalam tubuh, dimana tubuh
menghasilkan panas secara kimiawi melalui metabolism darah. Suhu tubuh perlu
dijaga keseimbangannya dimana proses pengaturannya terletak pada hipotalamus.
Bagian depan hipotalamus mengatur pembuangan panas sedangkan bagian belakang
mengatur penyimpanan panas.
Pembuangan panas dapat terjadi melalui proses :
1. Radiasi
: proses pembuangan panas melalui gelombang elektromagnetik atau perpindahan
panas melalui permukaan obyek dengan prmukaan obyek lain tanpa keduanya
bersentuhan. Misalnya pertukaran dinding dan suhu tubuh. Sehingga pada klien
yang panas, pakaian/selimut dilepas. Mekanisme radiasi ini paling banyak
berpengaruh yaitu 60%.
2. Konveksi
: proses penyebaran panas karena pergeseran yang kepadatannya tidak sama/kontak
dengan udara dingin disekitarnya. Misalnya di ruangan yang dingin /perpindahan
panas karena pergerakan udara. Misalnya perpindahan panas dari kipas angin ke
tubuh manusia. Mekanisme konveksi berpengaruh sebanyak 15%.
3. Evaporasi
: proses perubahan cairan menjadi uap. Misalnya hilangnya panas saat dalam
keadaan basah. Mekanisme evaporasi ini sebanyak 22%.
4. Konduksi
: proses perpindahan panas pada obyek lain dengan kontak langsung. Misalnya
bayi diletakkan pada timbangan yang suhunya lebih rendah. Pengaruh mekanisme
konduksi ini sebanyak 3%.
Pemeriksaan suhu dapat dilakukan melalui
oral,rectal,telinga(timpani/aural/octic) dan aksila. Suhu normal rata-rata
adalah 36,5⁰C – 37,5⁰C.
Pasien dikatakan hiphotermi jika suhu < 36⁰C dan hyperthermia
jika suhu > 37,5⁰C.
Lokasi Pengukuran Suhu
|
Perbedaan Hasil Temperatur
|
Suhu
Aksila
|
<
10⁰C dari suhu oral
|
Suhu
Rektal
|
>0,4⁰C
– 0,5⁰C dari suhu oral
|
Suhu
aural/timpani
|
>0,8⁰C
dari suhu oral
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar