AT RISK AND VULNERABLE POPULATION
AT RISK
Beresiko atau At
Risk adalah kondisi yang mempengaruhi kondisi seseorang atau populasi untuk
menjadi sakit atau sehat (Kaakinen, Hanson, Birenbaum dalam Stanhope &
Lancaster, 2004).
Population at risk adalah populasi yang melakukan aktifitas atau mempunyai
karakteristik tertentu yang meningkatkan potensi untuk menjadi sakit, cedera
atau mendapatkan masalah kesehatan (Clement-Stone, McGuire & Eigsti, 1998).
Hayes, et al (1992), menjelaskan bahwa populasi at
risk adalah populasi dari orang-orang dimana terdapat beberapa kemungkinan
yang telah jelas atau telah ditentukan walaupun sedikit atau kecil akan terjadi
peristiwa tertentu.
Pander (2002), mengkategorikan faktor resiko kesehatan
antara lain genetik, usia, karakteristik biologi, kesehatan individu, gaya
hidup dan lingkungan.
Menurut Stanhope & Lancaster (2004), secara umum at
risk dikaitkan dengan kondisi biologis dan usia, sosial (sosial at risk),
ekonomi (economic risk), gaya hidup (life-style risk) dan
peristiwa kehidupan (live-event risk).
Faktor resiko biologis menurut Stanhope dan Lancaster
(2004), adalah faktor genetika atau kondisi fisik tertentu yang berpeluang
untuk terjadi resiko kesehatan.
Contoh : Pada
Remaja
Perry dan Potter
(2009), menjelaskan terdapat empat fokus utama dalam perubahan fisik remaja,
yaitu; peningkatan kecepatan pertumbuhan skelet, otot dan visera, perubahan
spesifik-seks, perubahan distribusi otot dan lemak. Perkembangan sistem
reproduksi dan karakteristik seks sekunder menjadikan efek perubahan fisik
remaja pada interaksi sebaya menyebabkan remaja sensitif terhadap perubahan
fisik yang membuat remaja berbeda dengan sebayanya.
Edelman dan Mandle (1994 dalam Perry dan Potter, 2009),
berdasarkan beberapa penelitian tentang pubertas, anak laki-laki yang matur
dini terlihat lebih tenang, relaks, bersifat baik, terampil dalam aktivitas
atletik dan lebih banyak menjadi pemimpin dikelas dibandingkan dengan anak
laki-laki yang matur terlambat. Perempuan yang lebih dini matur akan terlihat
kurang bersosialisasi dan lebih malu serta berpusat pada dirinya sendiri
mungkin karena merasa menjadi perhatian orang.
Stanhope dan Lancaster (2004), resiko sosial meliputi
ketidakharmonisan dalam keluarga, kriminalitas tinggi, lingkungan yang
tercemar, kebisingan dan tercemar zat kimia, kurang rekreasi, dan tingginya
tingkat stress lingkungan seperti diskriminasi, ras dan kultural serta sulitnya
akses sumber kesehatan yang berkonstribusi terjadinya masalah kesehatan yang
berkontribusi dalam stress.
Stanhope dan Lancaster (2004), menyebutkan bahwa resiko
ekonomi salah satunya adalah kemiskinan. Kemiskinan menyebabkan tidak
seimbangnya antara kebutuhan dan penghasilan sehingga menjadi faktor resiko
untuk terjadinya masalah kesehatan.
Alender dan Spradley (2005), menjelaskan bahwa miskin
adalah sedikit atau tidak ada barang yang dimiliki atau tidak adekuatnya
jangkauan terhadap sumber-sumber yang ada di keluarga maupun dikomunitas.
Alender dan Spradley (2005), dampak kemiskinan terhadap
kesehatan adalah meningkatnya angka kesakitan dan kematian serta menurunnya
jangkauan pelayanan kesehatan.
Stanhope dan Lancaster (2004), menyebutkan bahwa gaya
hidup dari individu dan keluarga yang kurang baik merupakan faktor yang berkontribusi
terhadap munculnya kesakitan dan kematian dalam keluarga. Hal ini karena
keluarga adalah unit dasar dalam pembiasaan perilaku kesehatan, seperti
penanaman terhadap nilai-nilai dalam kesehatan, kebiasaan perilaku kesehatan,
perkembangan mengenai persepsi-persepsi yang beresiko terhadap masalah
kesehatan, mengorganisasi dan menunjukkan perilaku kesehatan.
Stanhope dan Lancaster (2004), menjelaskan bahwa kejadian
dalam hidup seperti masa transisi, yaitu perpindahan dari satu tahap ke tahap
atau kondisi lain, seperti perubahan kejadian dalam kehidupan seperti kematian
anggota keluarga, kelahiran anak, dan tambah anggota keluarga/adopsi, serta
anggota keluarga yang meninggalkan keluarga inti (pendidikan, bekerja,
menikah).
Peristiwa-peristiwa kehidupan seperti perceraian,
kehamilan, dan pertengkaran dapat menyebabkan stres emosional (Perry dan Potter
(2005).
Suatu (sub) kelompok yang memiliki risiko-risiko
atau kombinasi risiko salah satunya adalah kemiskinan atau status sosial
ekonomi rendah (DHHS, 2000,2008 dalam Lundy and Janes dalam 2009), yang dapat
mempengaruhi kesehatan mereka biasanya menjadi lebih buruk.
Suatu kelompok sosial yang mempunyai peningkatan
risiko atau kerentanan terhadap kesehatan yang buruk (Fkaskerud and
Winslow,1998 dalam Stanhope & Lancaster, 2000).
Kondisi ini menjadikan orang lebih sensitif terhadap
kesehatannya, dan bisa memburuk.
Kerentanan terjadi sebagai akibat dari interaksi faktor
internal dan eksternal yang menyebabkan seseorang menjadi rentan mengalami
kondisi kesehatan yang buruk (Stanhope & Lancaster, 2002).
Perawat perlu mengelola populasi rentan, karena mereka
adalah populasi yang biasanya mengalami kesulitan/disparitas dalam mengakses
fasilitas kesehatan, mendapatkan pelayanan yg tidak optimal, sehingga kesehatannya
semakin memburuk. Both Healthy People 2000 and Healthy communities 2000 (APHA,
1991)
Poor and homeless persons
Pregnant adolescents
Migrant workers
Severely mentally ill individuals
Substance abucers
Abused individuals
Person with communicable diseases and those at risk
Persons who are HIV positive or have Hepatitis B virus
and sexually transmitted disease
Income and Education
Rendahnya pendapatan b.d
kemiskinan
Kemiskinan berkontribusi pada
faktor resiko kesehatan, sehingga meningkatkan terjadinya kerentanan pada
masyarakat.
Karena ketidakmampuan membayar
fasilitas pelayanan kesehatan
Individu dengan pendidikan yang
rendah mempunyai keterbatasan dalam kemampuan, pengetahuan dan ketrampilan
dalam menghasilkan sesuatu.
Miskin : sedikit atau tidak ada barang yang dimiliki atau
tidak adekuatnya jangkauan terhadap sumber-sumber keluarga dan komunitas
(Allender & spradley, 2005).
Ciri-ciri keluarga miskin :
a. Pendapatan yang
sangat rendah, tidak ada simpanan aset, tidak memiliki jaringan kekuasaan,
status pendidikan dan pekerjaan sangat rendah dan beresiko (Allender &
Spradley, 2005).
b. Luas lantai
hunian kurang dari 8 m2 peranggota keluarga; jenis lantai sebagian besar tanah;
tidak memiliki fasilitas air bersih, tidak ada jamban, konsumsi lauk-pauk tidak
bervariasi, tidak mampu membeli pakaian baru minimal 1 thn sekali, didnding
rumah terbuat dari papan/triplek (BPS, 2004, diadop dari Konsep Keluarga
Sejahtera)
c. Rumah tangga
yang memiliki penghasilan kurang dari 2 dollar per hari (Bappenas, 2007)
Age and Gender
Usia berhubungan dengan karakteristik fisiologis dan
perkembangan yang berpredisposisi terhadap risiko-risiko yang unik. Contoh:
pada bayi dan lansia
Semakin menuju akhir usia (lanjut usia), secara
fisiologis kurang dapat beradaptasi terhadap stresor
Contoh: lansia lebih mudah terinfeksi oleh penyakit
menular seperti TB dan umumnya memiliki kesulitan untuk memperbaiki proses
infeksi/ sembuh daripada orang yang lebih muda karena memiliki sistem imun yang
kurang efektif
Lansia
termasuk agregat yang vulnerable, karena lansia mengalami penyakit kronis,
disabilities, dan mengalami penurunan fungsi tubuh (U.S Congress, 1990 dalam
Allender&Spradley, 2001)
Wanita lebih vulnerable dari
laki-laki karena perubahan hormonal lebih fluktuatif
Contoh: kasus depresi, Anemia
Race and Ethnicity
Populasi dengan ras dan etnik tertentu memiliki status
kesehatan yang lebih buruk dibanding dengan ras yang lain. Hal tersebut berkaitan
dengan status sosial ekonomi yang rendah (Kochanek et al, 1994 dalam Stanhope
& Lancaster, 2000).
Nilai-nilai yang dianut budaya dalam suatu ras dan etnik
mempengaruhi kesehatan.
Karakteristik
ras dan etnik
Masyarakat
pedesaan (rural) memiliki tingkat
perbedaan ras dan etnik lebih rendah dibandingkan masyarakat perkotaan
Masyarakat
rural secara umum memiliki tingkat pendidikan yg lebih rendah dibandingkan
masyarakat urban
Pendapatan
yag diperoleh pada masyarakat pedesaan lebih rendah dibandingkan masyarakat
urban
Contoh
Special
population groups in Canada; aboriginal
In
US; Hispanic, American Indians, Alaska Natives, Pacific Islanders
Indonesia : suku minang, jawa
Tidak ada komentar:
Posting Komentar