Nama : Irawati Ratnasari
Nim : 15150009
Kelas : A 12.1
ANALGESIA
EPIDURAL
A. Suntikan
Epidural
Pemasukan anastesi local kedalam ruang epidural di
lumbal dapat menimbulkan efek analegesia(bebas dari nyeri) maupun
anastesia(penurunan sensasi). Selain tidak merasan nyeri kontraksi,ibu juga mengalami
ketidakmampuan menggerakkan kaki,berkemih secara normal, dan merasakan dorongan
untuk mengejan pada kala ll persalinan. Hal tersebut menyebabkan terjadinya
peningkatan dan penambahan intervensi selama persalinan. Mengingat
factor-faktor tersebut,dilakukanlah tehnik pemberian analgesik yan tidak
mempengaruhi sensasi sepenuhnya yaitu dengan mengombinasikan pembeian
spinal-epidural(Combined Spinal Epidural)
CSE.
Menjelang
akhir persalinan tahap pertama dan saat persalinan tahap kedua, umumnya bantuan
lebih lanjut untuk mengurangi rasa sakit dan tidak nyaman adalah anestesi atau
pembiusan. Pembiusan yang populer di Indonesia adalah epidural atau painless labour. Pembiusan ini memblok
rasa sakit di rahim, leher rahim, dan bagian atas vagina. Meskipun demikian,
otot panggul tetap dapat melakukan gerakan rotasi kepala bayi untuk keluar
melalui jalan lahir. Ibu tetap sadar dan bisa mengejan ketika diperlukan
meskipun dibius.
B. Mekanisme
kerja epidural
Tulang punggung terdiri
dari tulang belakang yang terpisah-pisah. Tulang belakang melindungi urat saraf
tulang belakang yang membentang dari pinggul hingga ke pangkal leher. Urat
saraf tulang belakang terdiri dari jutaan serabut saraf. Semuanya terhubung ke
otak dan ke seluruh bagian tubuh dengan rute berbeda-beda. Secara fungsi,
serabut saraf dibagi dua jenis, yaitu serabut urat saraf sensoris dan
serabut urat saraf motoris.
Serabut saraf sensoris
berfungsi menyampaikan pesan, seperti rasa sakit, panas, dan dingin dari tubuh
ke otak. Serabut saraf motoris bekerja sebaliknya, yaitu menyampaikan pesan
dari otak ke bagian tubuh, antara lain”menyuruh” tubuh bergerak atau
berkontraksi.
Pada pembiusan epidural, bagian yang dibius
atau diberi penawar sakit adalah urat saraf sensoris sehingga sakit saat
kontraksi di rahim tidak sampai ke otak. Akibatnya, ibu pun tidak merasakan
sakit.Namun,pembiusan ini tidak boleh terkena urat saraf motoris sehingga otak
tetap dapat”memerintahkan”otot-otot rahim berkontraksi. Di punggung, urat saraf
dikelilingi selubung berisi air yang disebut dura. Antara dura dengan tulang
terdapat rongga yang dilalui serabut urat saraf menuju dan dari berbagai bagian
tubuh yang disebut epidura.
Pembiusan
dilakukan dengan memasukkan jarum kecil berisi tabung (kateter) yang sangat
kecil melalui otot punggung ibu hingga ke epidural, dan dengan sangat hati-hati
menarik ujung jarum hingga tabung polythene tertinggal di dalam rongga epidura.
Pembiusan epidural harus dilakukan dokter spesialis anestesi. Ketika memasukkan
jarum suntik, ibu diminta menekuk seperti posisi bayi dalam perut. Setelah itu,
ibu harus diawasi karena dapat mengalami efek samping, seperti mual, kejang,
dingin, sakit kepala, hingga penurunan tekanan darah sampai titik sangat rendah
yang tentu tidak balk bagi ibu maupun janin.
Untuk mengatasi
penurunan tekanan darah, kadang dokter menyertai pembiusan epidural dengan
suntikan 500 ml cairan ke pembuluh darah sebelum pembiusan.Selain itu, karena
tidak merasakan sakit akibat suntikan epidural, mungkin ibu menjadi sulit untuk
membantu kelahiran bayi dengan mengandalkan
otot perutnya dan mendorong ketika terjadi kontraksi rahim.
Hal
ini menyebabkan persalinan tahap kedua lebih lama dibanding ibu yang tidak
mendapat epidural. Ada kemungkinan, bayi dikeluarkan dengan bantuan forsep atau
vacum.Dari penelitian yang dilakukan pada bayi baru lahir alami atau per vagina
dengan ibu yang menggunakan metode ini, tidak didapatkan perbedaan yang
bermakna pada nilai APGAR pertama dan kelima antara bayi studi dengan bayi
kontrol. Selain itu, tidak didapatkan perbedaan kejadian bayi kuning dan lama
perawatan di rumah sakit.
Teknik epidural
disempurnakan menjadi:
1.
Teknik blok epidural kontinu, yaitu
teknik epidural yang dikendalikan pasien (patient controlled epidural
analgesia)
2.
Teknik kombinasi epidural spinal
(combined spinal epidural analgesia).
C. Keuntungan Epidural
a) berhasil
mengatasi rasa sakit.
b) Tidak
mengacaukan pikiran.
c) Membantu
dalam mengontrol tekanan darah tinggi.
d) Mengembalikan
kemampuan ibu mengontrol persalinan sehingga mengembalikan rasa percaya diri.
e) Penggunaannya
tidak memberi efek kebas pada kaki dan tangan.
D. Kerugian
Epidural
1. Hipotensi,mual,pingsan
2. Dural
tap,bila jarum tidak sengaja menusuk dura mater,mengakibatkan menurunnya
tekanan intracranial yang berpotensi menimbulkan sakit kepala berat selama
beberapa hari berikutnya.
3. Anastesi
spinal total,terlalu banyak memberikan injeksi anestesi local kedalam ruang
subaraknoid dapat menyebabkan henti nafas.
4. Blik
parsial(nyeri membandel),yaitu saat kontraksi masih tetap dirasakan di salah
satu area abdomen.
5. Toksisitas
obat: pusing,tinnitus,rasa logam,mengantuk
6. Perubahan
suhu: ibu biasanya mengalami efek vasodilatasi dari bupivakain yang menyebabkan
kaki terasa hangat, suhu meningkat tetapi tubuh menggigil.
7. Retensi
urine
E. Tip-tip
penggunaan epidural
1.
Usahakan diam tidak bergerak saat ahli
anestesi memasang epidural di punggung ibu. Posisi ibu dapat berbaring
menyamping atau menekuk seperti posisi bayi dalam perut.
2.
Diskusikan dengan dokter kemungkinan
melepas epidural pada tahap mengejan. Jika ibu dapat merasakan kontraksi saat
itu, ibu lebih efektif mengejan.
F.
Mobile epidural
adalah epidural dalam dosis lebih sedikit dan diberikan dalam teknik baru
sehingga meskipun dapat menghilangkan rasa sakit, tetapi ibu tetap dapat
merasakan sensasi kakinya karena kaki tidak ikut kebal.
a)
Cara penggunaannya
persis epidural biasa. Sebuah tabung dipasangkan melalui jarum yang ditusukkan
di bagian bawah punggung. Obat anestesi yang dicampur obat pereda sakit,
seperti pethidin atau fentanyl dimasukkan ke dalam tubuh melalui selang kecil.
b)
Cara kerjanya
juga mirip epidural biasa, hanya ibu tidak merasa kebal di kaki. Mobile
epidural juga diberikan sepanjang tahap persalinan pertama saat ibu tidak
sanggup menahan sakit akibat kontraksi atau di awal persalinan jika ibu sama
sekali tidak mau merasakan sakit kontraksi.
c)
Keuntungannya,
ini merupakan cara sangat baik untuk menghilangkan rasa sakit dan selama
penggunaannya ibu tetap dapat bergerak.
d)
Kerugiannya,
kualitas bergerak masih dibatasi. Mungkin, ibu hanya dapat bergerak dari tempat
tidur ke kursi atau berjalan dengan bantuan. Kerugian lain, epidural ini sama
dengan penggunaan epidural biasa.
G.
Pengertian
Anastesi Epidural menurut beberapa ahli
a) Anestesi
epidural ialah blokade saraf dengan menempatkan obat pada ruang epidural
(peridural, ekstradural) di dalam kanalis vertebralis pada ketinggian tertentu,
sehingga daerah setinggi pernapasan yang bersangkutan dan di bawahnya
teranestesi sesuai dengan teori dermatom kulit (Bachsinar, 1992).
b) Ruang
epidural berada di antara durameter dan ligamentun flavum. Bagian atas berbatasan
dengan foramen magnum dan dibawah dengan selaput sakrogliseal. Anestesi
epidural sering dikerjakan untuk pembedahan dan penanggulangan nyeri pasca
bedah, tatalaksana nyeri saat persalinan, penurunan tekanan darah saat
pembedahan supaya tidak banyak perdarahan, dan tambahan pada anestesia umum
ringan karena penyakit tertentu pasien (Latief,
2001)
H.
Kesimpulan
pengertian dari beberapa ahli tersebut :
Anastesi epidural
adalah blokade saraf dengan menempatkan obat pada ruang epidural (peridural, ekstradural)
di dalam kanalis vertebralis dikerjakan untuk pembedahan dan penanggulangan
nyeri pasca bedah, tatalaksana nyeri saat persalinan, penurunan tekanan darah
saat pembedahan supaya tidak banyak perdarahan.
I.
Referensi
1. Johnson,Ruth,dkk.2004”Praktik
Kebidanan”Jakarta:EGC
2. Mander,Rosemary.2003”Nyeri
Persalinan”Jakarta:EGC
3. repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24912/4/Chapter%20II.pdf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar