Sabtu, 05 Maret 2016

Laporan Pemeriksaan Tanda Vital

LAPORAN
PEMERIKSAAN TANDA VITAL






















Disusun Oleh :
Nama : Irawati Ratnasari (15150009)
      Julaina Ganit (15150031)
    Kelas  : A 12.1



PROGRAM STUDY D3 KEBIDANAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2015/2016





KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat Nya sehingga laporan ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini.
Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi laporan agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami,kami yakin masih banyak kekurangan dalam laporan imi. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan laporan ini.










Daftar Isi
Kata Pengantar …………………………………………………………….... 1
Daftar Isi …………………………………………………………………..... 2
BAB I : PENDAHULUAN
              1.1 Latar Belakang ……………………….........................................4
              1.2 Tujuan Penulisan...........................................................................4
BAB II : PEMBAHASAN DAN METODE KERJA
               2.1 Pemeriksaan Suhu Tubuh.............................................................5
               2.2 Pemeriksaan Denyut Nadi............................................................6
               2.3  Pemeriksaan Pernafasan..............................................................9
               2.4 Pemeriksaan Tekanan Darah........................................................9
               2.5 Metode Kerja...............................................................................11
BAB III : PEMERIKSAAN
               3.1 Hasil Pemeriksaan Julaina Ganit..................................................13
               3.2 Kesimpulan dari Hasil Pemeriksaan.............................................15
               3.3 Hasil Pemeriksaan Irawati Ratnasari............................................16
               3.4 Kesimpulan dari Hasil Pemeriksaan.............................................17
BAB IV : GAMBAR ........................................................................................19


BAB V  : PENUTUP
               5.1 Kesimpulan..............................................................................27
               5.2 Saran.......................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA...................................................... ...........................29
















BAB I
PENDAHULUAN
 1.1 Latar Belakang
          Pengukuran yang paling sering dilakukan oleh professional   kesehatan adalah pemeriksaan tanda-tanda vital klien atau pasien berupa suhu tubuh, nadi, tingkat respirasi dan tekanan darah.Pengukuran tanda vital memberikan data untuk menentukan keadaan kesehatan klien atau pasien sebagai respon dari terhadap stress fisik, medis maupun mekanik yang seringkali membuat klien mengunjungi tempat perawatan kesehatan.
1.2 Tujuan Penulisan
1.     Mengetahui cara melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.
2.     Mampu melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dengan teknik dan cara yang benar serta profesional.
3.     Memahami cara membaca dan memberikan kesimpulan dari hasil pemeriksaan tanda-tanda vital.
4.     Mengetahui keadaan kesehatan pasien dalam pemeriksaan tanda-tanda vital.
5.     Mampu menerapkan prilaku yang sesuai dengan kondisi dan sosio-budaya pasien dalam melakukan pemeriksaan.
6.     Mampu melaporkan hasil pemeriksaan secara lisan maupun tulisan.
Untuk memenuhui tugas Laporan Skills Lab Pemeriksaan Fisik Tanda-Tanda Vital sebagai mahasiswa Program Studi D3 Kebidanan Universitas Respati Yogyakarta dari hasil pemeriksaan yang telah dilakukan pada probandus saya.
BAB II
PEMBAHASAN DAN METODE KERJA
2.1 Pemeriksaan Suhu Tubuh
         Biasanya manusia berada di lingkungan yang suhunya lebih dingin daripada tubuh mereka, sehingga ia harus terus menerus menghasilkan panas secara internal untuk mempertahankan suhu tubuhnya. Pembentukan panas akhirnya bergantung pada oksidasi bahan bakar metabolic yang berasal dari makanan.
Keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran panas sering terganggu oleh :
1.     Perubaha produksi panas internal untuk tujuan-tujuan yang tidak berkaitan dengan pengaturan suhu tubuh, terutama olahraga yang sangat meningkatkan produksi panas.
2.     Perubahan suhu lingkungan eksternal yang mempengaruhi tingkat penambahan atau pengurangan panas antara tubuh dan lingkungan.
3.     Untuk mempertahankan suhu tubuh dalam batas batas yang sempit walaupun terjadi perubahan produksi panas metabolic dan perubahan suhu lingkungan, harus terjadi penyesuaian-penyesuaian kompensatorik dalam mekanisme penambahan dan pengurangan panas. Jika suhu inti mulai turun, produksi panas ditingkatkan dan kehilangan panas diminimalkan sehingga suhu normal dapat dipulihkan. Sebaliknaya, jika suhu mulai meningkat diatas normal, hal tersebut dapat dikoreksi dengan meningkatkan pengurangan panas, sementara produksi panas juga dikurangi.
4.     Normalnya suhu tubuh seseorang berfluktuasi dalam rentang yang relative sempit. Dibawah control hipotalamus, suhu tubuh inti berada tidak lebih dari 1oC dari rata-rata suhu tubuh normal ( 36,5- 37,5o C). Suhu tubuh dapat berubah akibat penyakit infeksi, pajanan yang lama terhadap panas atau dingin, latihan atau gangguan hormon. Tubuh beradaptasi terhadap perubahan suhu dengan menyimpan atau melepaskan panas bergantung pada sifat perubahan suhu tubuh. Pemeriksa harus menunda pengukuran suhu tubuh 20-30 menit jika klien telah mencerna makanan/minuman yang panas atau dingin atau setelah merokok. Kondisi atau terapi yang dapat menyebabkan perubahahn suhu tubuh meliputi dicurigai atau didiagnosis infeksi, luka terbuka atau luka bakar, hitung jenis sel darah putih yang abnormal, menggunakan obat imunosupresif, cedera pada hipotalamus, pajanan yang lama terhadap suhu yang ekstirm, reaksi terhadap produk darah.
        Demam (fever, febris) adalah kenaikan suhu tubuh diatas variasi sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamaus anterior. Dalam keadaan demam, keseimbangan suhu tubuh bergeser sehingga terjadi peningkatan suhu dalam tubuh.
        Hipertermia merupakan kenaikan suhu tubuh diatas titik penyetelan (set point) hipotalamus, sehingga akibat dari kehilangan panas yang tidak memindai (seperti pada saat latihan jasmani, lingkungan yang panas, dll.).
2.2 Pemeriksaan Denyut Nadi
          Nadi adalah aliran darah yang menonjol dan dapat diraba di berbagai tempat pada tubuh. nadi merupakan indikator status sirkulasi. Sirkulasi merupakan alat melalui apa sel menerima nutrient dan membuang sampah yang dihasilkan dari metabolisme. Supaya sel berfungsi secara normal, harus ada aliran darah yang kontinu dan dengan volume sesuai yang didistribusikanndarah ker sel-sel yang membutuhkan nutrient.
           Frekuensi nadi dapat dikaji pada setiap bakteri, namun arteri radialis dan arteri carotid dapat dengan mudah diraba pada nadi perifer. Pada saat kondisi klien tiba-tiba memburuk, area karotid adalah yang terbaik untuk menemukan nadi dengan cepat. Jantung akan menghantar darah melalui arteri karotid secara terus-menerus ke otak. Bila curah jantung menurun secara signifikan, nadi perifer akan melemah dan sukar untuk diraba.
           Nadi radial dan apical merupakan tempat yang paling sering digunakan untuk mengkaji frekuensi nadi. Tempat-tempat tersebut digunakan oleh individu untuk memantau frekuensi jantung mereka sendiri (misalnya atlet, individu yang mendapatkan medikasi jantung, dan klien yang memulai program latihan yang ditetapkan). Jika nadi radialis pada pergelangan tangan tidak normal atau intermiten akibat disritmia, atau jika nadi yang tidak dapat diraba karena balutan, gips, atau halangan lain, yang dikaji adalah nadi apikal. Pada saat klien menggunakan medikasi yang mempengaruhi frekuensi jantung, nadi apikal dapat memberikan pengkajian yang lebih akurat terhadap fungsi jantung. Nadi apikal merupakan nadi terbaik untuk mengkaji nadi bayi atau nadi anak kecil karena nadi perifer dalam dan sulit untuk dipalpasi dengan akurat.
Tempat Letak Kriteria Pengkajian
1.     Temporal. Di atas tulang tengkorak, di atas dan lateral terhadap mata Bagian yang mudah dicapai digunakan untuk mengkaji nadi pada anak-anak.
2.     Karotid. Sepanjang tepi medial otot sternocleidomastoid di leher Bagian yang mudah dicapai digunakan pada saat shock psikologis atau henti jantung saat bagian lain tidak dapat diraba.
3.     Apikal Rongga interkosta keempat sampai kelima pada garis midclavicular kiri Bagian ini digunakan untuk mengauskultasi nadi apical.
4.     Brakial. Alur di antara otot bisep dan trisep pada fosa antekubital Bagian ini digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke lengan bawah. Bagian ini digunakan untuk mengauskultasi tekanan darah.
5.     Radial Radial. atau di sisi ibu jari dari jari telunjuk pada pergelangan tangan Bagian yang biasa digunakan untuk mengkaji karakter nadi perifer dan mengkaji status sirkulasi ke tangan Ulnar Bagian ulnar dari pergelangan tangan Bagian ini digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke tangan. Bagian ini juga digunakan tes Allen.
6.     Femoral. Di bawah ligamen inguinal, di tengah antara simfisis pubis dan spina iliaka anterior superior Bagian ini digunakan untuk mengkaji status nadi pada saat shock psikologis atau henti jantung saat nadi lain tidak dapat diraba dan digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke tungkai.
7.     Poplitea. Di belakang tumit pada fosa poplitea Bagian ini digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke tungkai bagian bawah.
8.     Tibia posterior. Bagian dalam pergelangan kaki di bawah maleolus medial Bagian ini digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke kaki.
9.     Pedis dorsal. Sepanjang bagian atas kaki di antara tendon ekstensi dan jari kaki pertama dan besar Bagian ini digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke kaki.




Prinsip Pengukuran Nadi
        Denyut arteri adalah gelombang tekanan yang merambat 6-9 m/detik. Sekitar 15 kali lebih cepat dari darah.
A.    Denyut dapat dirasakan di titik manapun yang arterinya terletakdi dekat permukaan kulit dan dibnatali dengan sesuatu yang besar. Arteri yang biasa teraba adalah arteri radial pada pergelangan tangan.
B.    Dua bunyi jantung sebanding dengan satu denyut arteri
C.    Frekuensi denyut memberikan informasi mengenai kerja jantung, pembuluh darah, dan sirulasi7
        Frekuensi denyut arteri yang normal adalah 60-100 x per menit. Frekuensi denyut kurang dari 60 x per menit disebut bradikardia (pulsus rasus), frekuensi denyut lebih dari 100 x per menit disebut takikardia (pulsus frequent).
2.3  Pemeriksaan Pernafasan        
         Kecepatan pernapasan pada seseorang dipengaruhi oleh usia. Frekuensi normal pada orang dewasa 12-18 kali per menit, dan pada bayi sampai 44 kali per menit. Pernapasan yang kurang dari 12 x per menit disebut bradipnea, sedangkan pernapasan yang lebih dari 18 x per menit disbut takipnea.
Sifat pernafasan, yaitu :
1.     Torakal : gerakan dinding dada saja.
2.     Abdominal : gerakan pada dinding perut saja, ditemukann pada pasien yang mengidap penyakit pernafasan.
3.     Pernafasan abdomino-torakal : Pernafasan abdominal lebih dominan dibandingkan toraks, umumnya pada laki-laki.
4.     Pernafasan torako-abdominal : Pernafasan torakal lebih dominan dibanding abdomen, umumya pada perempuan.
2.4  Pemeriksaan Tekanan Darah
        Kerja jantung dapat dilihat melalui tekanan darah. Tekanan darah terdiri atas tekanan sistolik yaitu tekanan tertinggi pada dinding arteri yang terjadi ketika bilik kiri jantung menyemprotkan darah melalui katup aorta yang terbuka kedalam aorta, dan tekanan diastolik yaitu tekanan yang minimal terhadap dinding arteri setiap waktu. Satuan tekanan darah adalah mmHg.
         Tekanan di dalam aorta dan dalam arteri brakialis dan arteri besar lain pada orang dewasa muda meningkat mencapai nilai puncak (tekanan sistolik) kira-kira 120 mmHg selama tiap siklus jantung dan turun ke nilai minimal (tekanan diastolik) sekitar 70 mmHg. Tekanan arteri secara konvensional ditulis sebagai tekanan sistolik diatas tekanan diastolik, misalnya 120/70 mmHg.
         Pengukuran tekanan darah arteri pada manusia dapat diukur dengan metode auskultasi dan metode palpasi. Dengan metode auskultasi, suatu manset dapat dipompa (manset Riva-Rocci) dihubungkan pada manometer air raksa (sfigmomanometer), kemudian dililitkan di sekitar lengan dan stetoskop diletakkan di atas arteri brakialis pada siku. Bunyi detakan di dengar di bawah manset. Tekanan manset pada waktu bunyi pertama terdengar adalah tekanan sistolik, ini adalah bunyi korotkoff. Metode palpasi, tekanan sistolik dapat ditentukan dengan memompa manset lengan dan kemudian membiarkan tekanan turun dan tentukan tekanan pada saat denyut radialis pertama kali teraba. Oleh karena kesukaran menentukan secara pasti kapan denyut pertama teraba, tekanan yang diperoleh dengan metode palpasi biasanya 2-5 mmHg lebih rendah dibandingkan dengan yang diukur dengan metode auskultasi.
          Kekuatan tekanan darah ke dinding pembuluh darah yang menampung, mengakibatkan tekanan ini berubah-ubah pada setiap siklus jantung. Pada saat ventrikel kiri memaksa darah masuk ke aorta, tekanan naik sampai puncak yang disebut tekanan sistolik. Pada waktu diastole tekanan turun sampai mencapai titik terendah yang disebut tekanan diastole.
Faktor yang mempengaruhi tekanan darah, yaitu:
1.      Usia
2.      Stress
3.      Ras
4.      Medikasi
5.      Variasi diurnal
6.      Jenis kelamin
2.5 Metode Kerja
A. Pemeriksaan Suhu Tubuh
1.     Dibersihkan termometer maksimum dengan alkohol (kapas dibasahkan dengan alkohol lalu usapkan pada termometer).
2.     Diturunkan air raksa sampai di bawah skala dengan diayun-sentakkan termometer tersebut beberapa kali. Sampai ditunjukkan suhu dibawah 35oC.
3.     Diletakkan reservoir termometer di aksila pasien dan diinstruksikan pada Pasien untuk dikepitnya rapat-rapat thermometer tersebut.
4.     Diamkan selama 3 menit, kemudian dibaca dan dicatat suhu pasien.
B. Pemeriksaan Denyut Nadi
1.      Pemeriksa berada di samping pasien.
2.     Dicari dengan menggunakan metode palpasi (menggunakan jari telunjuk dan jari tengah), diraba denyut arteri brachialis pada fossa cubiti lengan kanan pasien.
3.     Dilakukan penilaian denyut arteri tersebut yang meliputi :
l    Frekuensi denyut arteri perifer selama satu menit
l    Kekuatan denyut arteri perifer (kuat atau lemah)
l    Irama denyut arteri perifer
4.      Diulangi langkah 1-3 untuk memeriksa denyut arteri radialis pasien.
C. Pemeriksaan Pernafasan
1.     Pasien sebaiknya dalam keadaan berbaring lurus terlentang. Kemudian diperiksa dengan metode inspeksi secara menyeluruh gerakan pernafasan pasien.
2.     Ditentukan frekuensi pernafasan pasien dengan diletakkan tangan pemeriksa diatas abdomen pasien sambil merasakan gerakan naik turun pada dinding abdomnen selama 1 menit.
3.     Di catat irama,frekuensi, sifat, dan kedalaman pernafasan pasien.


 D. Pemeriksaan Tekanan Darah
1.     Diposisikan pasien dalam keadaan duduk dan tenang.
2.     Dipasang manset spigmomanometer pada lengan kanan pasien.
3.     Dicari denyut arteri brachialis dengan cara palpasi pada fossa cubiti dan denyut arteri radialis pada pergelangan tangan pasien.
4.     Disiapkan stetoskop di telinga pemeriksa.
5.     Dipompa manset sambil meraba a. radialis pada pergelangan tangan atau a. brachialis pada fossa cubiti sampai denyut tidak teraba lagi.
6.     Dinaikkan lagi tekana dalam manset sebesar 30mmHh diatas tekana sistolik palpas.
7.     Diletakkan stetoskop di daerah lipat siku sesuai letak a. brachialis.
8.     Kemudian diturunkan secara perlahan tekanan manset sambil melakukan auskultasi pada a. brachialis.







      BAB III
PEMERIKSAAN
3.1 Hasil Pemeriksaan Julaina Ganit
Pemeriksa : Irawati Ratnasari
Probandus : Julaina Ganit
Umur         :18 tahun 4 bulan
Jum’at, 27 November 2015
Waktu
Pagi
Siang
Sore
TD
110/60 mmhg
(07.00 WIB)
100/60 mmhg
(12.30 WIB)
110/70 mmhg
(16.20 WIB)
Suhu
36,3 oC
(07.05 WIB)
36,3 oC
(12.42 WIB)
36,7 oC
(16.24 WIB)
DN
80 kali/menit
(07.08 WIB)
80 kali/menit
(12.46 WIB)
70 kali/menit
(16.27 WIB)
Nafas
16 kali/menit
(07.09 WIB)
18 kali/menit
(12.47 WIB)
18 kali/menit
(16.28 WIB)
Keterangan
Setelah jalan kaki dari kos ke kampus,naik tangga dan istirahat sebentar.
Setelah istirahat perkuliahan.
Setelah selesai perkuliahan.


Sabtu, 28 November 2015
Waktu
Pagi
Siang
Sore
TD
100/70 mmhg
(09.12 WIB)
100/70 mmhg
(11.55 WIB)
120/70 mmhg
(18.22 WIB)
Suhu
36,4 oC
(09.15 WIB)
36,4 oC
(12.00 WIB)
36,6oC
(18.26 WIB)
DN
79 kali/menit
(09.18 WIB)
79 kali/menit
(12.04 WIB)
76 kali/menit
(18.29 WIB)
Nafas
16 kali/menit
(09.19 WIB)
18 kali/menit
(12.05 WIB)
19 kali/menit
(18.30 WIB)
Keterangan
Setelah bangun tidur.
Setelah mandi.
Setelah mandi dan naik tangga jemur pakaian.









3.2 Kesimpulan dari Hasil Pemeriksaan
A. Pemeriksaan Suhu Tubuh
Dari hasil pemeriksaan, didapatkan suhu tubuh antara 36,3oC-36,7oC pada pasien selama 2 hari pemeriksaan. Dapat saya ambil kesimpulan dari tabel diatas bahwa suhu pasien pada pagi dan siang hari berada dibawah normal,sedangkan pada sore hari suhu pasien normal.Dikatakan normal apabila suhu tubuh manusia pada kondisi tenang adalah 36,5-37,5 oC.
B. Pemeriksaan Denyut Nadi
Hasil pengamatan denyut nadi selama 2 hari pemeriksaan menunjukkan angka 70-80 kali/menit pada a. radialis. Kisaran angka denyut nadi pasien tergolong normal karena denyut nadi rata rata manusia normal adalah 60-90 denyut permenit.
C. Pemeriksaan Pernafasan
Frekuensi pernafasan pasien selama 2 hari antara 16-19 kali/menit dengan pernafasan yang bersifat torako-abdominal serta dengan irama dan kedalaman pernafasan yang normal, karena frekuensi pernafasan normal pada umumnya pada remaja adalah 15-24 kali/menit dan pada wanita sifat pernafasan yang dominan adalah torako-abdominalis.
D. Pemeriksaan Tekanan Darah
Tekanan darah pasien selama 2 hari pemeriksaan antara 100/60 -120/70 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan darah probandus masih tergolong normal karena tekanan darah pada umumnya adalah 90-140 mmHg pada saat sistolik dan 60-90 mmHg pada saat diastolik.


3.3 Hasil Pemeriksaan Irawati Ratnasari
Pemeriksa : Julaina Ganit
Probandus : Irawati Ratnasari
Umur         : 21 tahun
Jum’at ,27 November 2015
Waktu
Pagi
Siang
Sore
TD
120/60 mmhg
(07.15 WIB)
110/60 mmhg
(12.48 WIB )
130/60 mmhg
(16.30 WIB)
Suhu
36,4 oC
(07.20 WIB)
36,5 oC
(12.52 WIB)
36,5 oC
(16.43 WIB)
DN
76 kali/menit
(07.24 WIB)
80 kali/menit
(12.56 WIB)
73 kali/menit
(16.35 WIB)
Nafas
16 kali/menit
(07.25 WIB)
19 kali/menit
(12.57 WIB )
16 kali/menit
(16.38 WIB
Keterangan
Berangkat dari kos ke kampus dan naik tangga kampus.
Waktu jeda/istirahat perkuliahan.
Setelah selesai perkuliahan.


Sabtu, 28 November 2015
Waktu
Pagi
Siang
Sore
TD
130/70 mmhg
(09.20 WIB)
110/60 mmhg
(12.02 WIB )
110/70 mmhg
(06.13 WIB)
Suhu
36,3 oC
(09.23 WIB)
36,5 oC
(12.08 WIB )
36,5 oC
(06.16 WIB )
DN
74 kali/menit
(09.27 WIB )
77 kali/menit
(12.012 WIB)
79 kali/menit
(06.20 WIB)
Nafas
16 kali/menit
(09.28 WIB)
19 kali/menit
(12.13 WIB)
17 kali/menit
(06.21 WIB)
Keterangan
Habis dari kos ira ke kos ganit naik motor cuaca panas.
Habis dari kampus buat tugas.
Setelah mandi

3.4 Kesimpulan dari hasil pemeriksaan
A. Pemeriksaan Suhu Tubuh
Dari hasil pemeriksaan, didapatkan suhu tubuh antara 36,3oC-36,5oC pada probandus selama 2 hari pemeriksaan. Dapat saya ambil kesimpulan dari tabel diatas bahwa suhu pasien pada pagi hari berada dibawah normal,sedangkan pada siang dan sore hari suhu pasien normal.Dikatakan normal apabila suhu tubuh manusia pada kondisi tenang adalah 36,5-37,5 oC.
B. Pemeriksaan Denyut Nadi
Hasil pengamatan denyut nadi selama 2 hari pemeriksaan menunjukkan angka 73-80 kali/menit pada a. radialis. Kisaran angka denyut nadi probandua tergolong normal karena denyut nadi rata rata manusia normal adalah 60-90 denyut permenit.
C. Pemeriksaan Pernafasan
Frekuensi pernafasan pasien selama 2 hari antara 16-19 kali/menit dengan pernafasan yang bersifat torako-abdominal serta dengan irama dan kedalaman pernafasan yang normal, karena frekuensi pernafasan normal pada umumnya pada dewasa adalah 16-20 kali/menit dan pada wanita sifat pernafasan yang dominan adalah torako-abdominalis.
D. Pemeriksaan Tekanan Darah
Tekanan darah pasien selama 2 hari pemeriksaan antara 110/60 -130/70 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan darah probandus masih tergolong normal karena tekanan darah pada umumnya adalah 90-140 mmHg pada saat sistolik dan 60-90 mmHg pada saat diastolik.







BAB IV
GAMBAR
Pemeriksa : IRAWATI RATNASARI
27 November 2015
Pagi hari




Siang hari


Sore hari


Sabtu, 28 November 2015
Pagi hari






Siang hari



Sore hari





Pemeriksa :JULAINA GANIT
27 November 2015
Pagi



Siang


Sore


28 November 2015
Pagi


Siang





Sore











BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.     Metode yang digunakan dalam pemeriksaan tanda-tanda vital dapat berupa palpasi (rabaan), auskultasi(mendengar lewat bantuan stetoskop dan ispeksi (dengan melihat).
2.     Pemeriksaan tanda vital yang sering dilakukan oleh medis maupun paramedis adalah pemeriksaan suhu tubuh, pemeriksaan denyut nadi, pemeriksaan pernafasan dan pemeriksaan tekanan darah.
3.     Perubahan tanda-tanda vital pada diri seseorang dapat terjadi akibat gangguan yang terjadi pada seseorang tersebut.
4.     Alat yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh adalah thermometer. Suhu normal tubuh manusia adalah 36,5-37,5oC.
5.     Denyut nadi normal manusia berkisar antar 60-90 kali/menit.
6.     Frekuensi pernafasan normal pada remaja adalah 15-24 kali/menit dan pada dewasa adalah 16-20 kali/menit dengan sifat torako-abdominal yang dominan pada wanita dan abdomino-torakal pada laki-laki.
7.     Tekanan darah normal pada manusia adalah antara 90-140 mmHg dalam keadaan sistolik dan 60-90 dalam keadaan diastolik.



B. SARAN
Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam laporan ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahan,karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada. Saya  berharap para pembaca memberikan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini berguna, bagi saya khususnya dan juga para pembaca yang budiman pada umumnya.














DAFTAR PUSTAKA
Setyaningsing,Dewi.Pemeriksaan Tanda Vital
Repositori.usu.ac.id












Tidak ada komentar:

Posting Komentar