LAPORAN
PEMERIKSAAN
TANDA VITAL
Disusun Oleh :
Nama : Irawati
Ratnasari (15150009)
Julaina Ganit (15150031)
Kelas : A 12.1
PROGRAM STUDY D3
KEBIDANAN
UNIVERSITAS
RESPATI YOGYAKARTA
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang
Maha Esa atas segala rahmat Nya sehingga laporan ini dapat tersusun hingga
selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari
pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan ini.
Dan harapan kami semoga laporan ini
dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya
dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi laporan agar menjadi lebih baik
lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan
maupun pengalaman kami,kami yakin masih banyak kekurangan dalam laporan imi.
Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan laporan ini.
Daftar Isi
Kata Pengantar
…………………………………………………………….... 1
Daftar Isi
…………………………………………………………………..... 2
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
……………………….........................................4
1.2 Tujuan
Penulisan...........................................................................4
BAB II : PEMBAHASAN DAN METODE KERJA
2.1 Pemeriksaan
Suhu Tubuh.............................................................5
2.2 Pemeriksaan Denyut
Nadi............................................................6
2.3 Pemeriksaan
Pernafasan..............................................................9
2.4 Pemeriksaan Tekanan
Darah........................................................9
2.5 Metode
Kerja...............................................................................11
BAB III : PEMERIKSAAN
3.1 Hasil Pemeriksaan Julaina
Ganit..................................................13
3.2 Kesimpulan dari Hasil
Pemeriksaan.............................................15
3.3 Hasil Pemeriksaan Irawati
Ratnasari............................................16
3.4 Kesimpulan dari Hasil
Pemeriksaan.............................................17
BAB IV : GAMBAR ........................................................................................19
BAB V : PENUTUP
5.1
Kesimpulan..............................................................................27
5.2 Saran.......................................................................................28
DAFTAR
PUSTAKA......................................................
...........................29
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengukuran yang paling sering
dilakukan oleh professional kesehatan
adalah pemeriksaan tanda-tanda vital klien atau pasien berupa suhu tubuh, nadi,
tingkat respirasi dan tekanan darah.Pengukuran tanda vital memberikan data
untuk menentukan keadaan kesehatan klien atau pasien sebagai respon dari
terhadap stress fisik, medis maupun mekanik yang seringkali membuat klien
mengunjungi tempat perawatan kesehatan.
1.2 Tujuan Penulisan
1.
Mengetahui
cara melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital.
2.
Mampu
melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital dengan teknik dan cara yang benar serta
profesional.
3.
Memahami
cara membaca dan memberikan kesimpulan dari hasil pemeriksaan tanda-tanda
vital.
4.
Mengetahui
keadaan kesehatan pasien dalam pemeriksaan tanda-tanda vital.
5.
Mampu
menerapkan prilaku yang sesuai dengan kondisi dan sosio-budaya pasien dalam
melakukan pemeriksaan.
6.
Mampu
melaporkan hasil pemeriksaan secara lisan maupun tulisan.
Untuk
memenuhui tugas Laporan Skills Lab Pemeriksaan Fisik Tanda-Tanda Vital sebagai
mahasiswa Program Studi D3 Kebidanan Universitas Respati Yogyakarta dari hasil
pemeriksaan yang telah dilakukan pada probandus saya.
BAB II
PEMBAHASAN
DAN METODE KERJA
2.1 Pemeriksaan Suhu Tubuh
Biasanya manusia berada di lingkungan
yang suhunya lebih dingin daripada tubuh mereka, sehingga ia harus terus
menerus menghasilkan panas secara internal untuk mempertahankan suhu tubuhnya.
Pembentukan panas akhirnya bergantung pada oksidasi bahan bakar metabolic yang
berasal dari makanan.
Keseimbangan
antara pemasukan dan pengeluaran panas sering terganggu oleh :
1.
Perubaha
produksi panas internal untuk tujuan-tujuan yang tidak berkaitan dengan
pengaturan suhu tubuh, terutama olahraga yang sangat meningkatkan produksi
panas.
2.
Perubahan
suhu lingkungan eksternal yang mempengaruhi tingkat penambahan atau pengurangan
panas antara tubuh dan lingkungan.
3.
Untuk
mempertahankan suhu tubuh dalam batas batas yang sempit walaupun terjadi
perubahan produksi panas metabolic dan perubahan suhu lingkungan, harus terjadi
penyesuaian-penyesuaian kompensatorik dalam mekanisme penambahan dan
pengurangan panas. Jika suhu inti mulai turun, produksi panas ditingkatkan dan
kehilangan panas diminimalkan sehingga suhu normal dapat dipulihkan.
Sebaliknaya, jika suhu mulai meningkat diatas normal, hal tersebut dapat
dikoreksi dengan meningkatkan pengurangan panas, sementara produksi panas juga
dikurangi.
4.
Normalnya
suhu tubuh seseorang berfluktuasi dalam rentang yang relative sempit. Dibawah
control hipotalamus, suhu tubuh inti berada tidak lebih dari 1oC
dari rata-rata suhu tubuh normal ( 36,5- 37,5o C). Suhu tubuh dapat
berubah akibat penyakit infeksi, pajanan yang lama terhadap panas atau dingin,
latihan atau gangguan hormon. Tubuh beradaptasi terhadap perubahan suhu dengan
menyimpan atau melepaskan panas bergantung pada sifat perubahan suhu tubuh. Pemeriksa
harus menunda pengukuran suhu tubuh 20-30 menit jika klien telah mencerna
makanan/minuman yang panas atau dingin atau setelah merokok. Kondisi atau
terapi yang dapat menyebabkan perubahahn suhu tubuh meliputi dicurigai atau
didiagnosis infeksi, luka terbuka atau luka bakar, hitung jenis sel darah putih
yang abnormal, menggunakan obat imunosupresif, cedera pada hipotalamus, pajanan
yang lama terhadap suhu yang ekstirm, reaksi terhadap produk darah.
Demam (fever, febris) adalah kenaikan
suhu tubuh diatas variasi sirkadian yang normal sebagai akibat dari perubahan
pada pusat termoregulasi yang terletak dalam hipotalamaus anterior. Dalam
keadaan demam, keseimbangan suhu tubuh bergeser sehingga terjadi peningkatan
suhu dalam tubuh.
Hipertermia merupakan kenaikan suhu
tubuh diatas titik penyetelan (set point) hipotalamus, sehingga akibat dari
kehilangan panas yang tidak memindai (seperti pada saat latihan jasmani,
lingkungan yang panas, dll.).
2.2 Pemeriksaan Denyut Nadi
Nadi adalah aliran darah yang menonjol dan
dapat diraba di berbagai tempat pada tubuh. nadi merupakan indikator status
sirkulasi. Sirkulasi merupakan alat melalui apa sel menerima nutrient dan
membuang sampah yang dihasilkan dari metabolisme. Supaya sel berfungsi secara
normal, harus ada aliran darah yang kontinu dan dengan volume sesuai yang
didistribusikanndarah ker sel-sel yang membutuhkan nutrient.
Frekuensi nadi dapat dikaji pada
setiap bakteri, namun arteri radialis dan arteri carotid dapat dengan mudah
diraba pada nadi perifer. Pada saat kondisi klien tiba-tiba memburuk, area
karotid adalah yang terbaik untuk menemukan nadi dengan cepat. Jantung akan
menghantar darah melalui arteri karotid secara terus-menerus ke otak. Bila
curah jantung menurun secara signifikan, nadi perifer akan melemah dan sukar
untuk diraba.
Nadi radial dan apical merupakan
tempat yang paling sering digunakan untuk mengkaji frekuensi nadi.
Tempat-tempat tersebut digunakan oleh individu untuk memantau frekuensi jantung
mereka sendiri (misalnya atlet, individu yang mendapatkan medikasi jantung, dan
klien yang memulai program latihan yang ditetapkan). Jika nadi radialis pada
pergelangan tangan tidak normal atau intermiten akibat disritmia, atau jika
nadi yang tidak dapat diraba karena balutan, gips, atau halangan lain, yang
dikaji adalah nadi apikal. Pada saat klien menggunakan medikasi yang
mempengaruhi frekuensi jantung, nadi apikal dapat memberikan pengkajian yang
lebih akurat terhadap fungsi jantung. Nadi apikal merupakan nadi terbaik untuk
mengkaji nadi bayi atau nadi anak kecil karena nadi perifer dalam dan sulit
untuk dipalpasi dengan akurat.
Tempat
Letak Kriteria Pengkajian
1.
Temporal.
Di atas tulang tengkorak, di atas dan lateral terhadap mata Bagian yang mudah
dicapai digunakan untuk mengkaji nadi pada anak-anak.
2.
Karotid.
Sepanjang tepi medial otot sternocleidomastoid di leher Bagian yang mudah
dicapai digunakan pada saat shock psikologis atau henti jantung saat bagian
lain tidak dapat diraba.
3.
Apikal
Rongga interkosta keempat sampai kelima pada garis midclavicular kiri Bagian
ini digunakan untuk mengauskultasi nadi apical.
4.
Brakial.
Alur di antara otot bisep dan trisep pada fosa antekubital Bagian ini digunakan
untuk mengkaji status sirkulasi ke lengan bawah. Bagian ini digunakan untuk
mengauskultasi tekanan darah.
5.
Radial
Radial. atau di sisi ibu jari dari jari telunjuk pada pergelangan tangan Bagian
yang biasa digunakan untuk mengkaji karakter nadi perifer dan mengkaji status
sirkulasi ke tangan Ulnar Bagian ulnar dari pergelangan tangan Bagian ini
digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke tangan. Bagian ini juga digunakan
tes Allen.
6.
Femoral.
Di bawah ligamen inguinal, di tengah antara simfisis pubis dan spina iliaka
anterior superior Bagian ini digunakan untuk mengkaji status nadi pada saat
shock psikologis atau henti jantung saat nadi lain tidak dapat diraba dan
digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke tungkai.
7.
Poplitea.
Di belakang tumit pada fosa poplitea Bagian ini digunakan untuk mengkaji status
sirkulasi ke tungkai bagian bawah.
8.
Tibia
posterior. Bagian dalam pergelangan kaki di bawah maleolus medial Bagian ini
digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke kaki.
9.
Pedis
dorsal. Sepanjang bagian atas kaki di antara tendon ekstensi dan jari kaki pertama
dan besar Bagian ini digunakan untuk mengkaji status sirkulasi ke kaki.
Prinsip
Pengukuran Nadi
Denyut arteri adalah gelombang tekanan
yang merambat 6-9 m/detik. Sekitar 15 kali lebih cepat dari darah.
A.
Denyut
dapat dirasakan di titik manapun yang arterinya terletakdi dekat permukaan
kulit dan dibnatali dengan sesuatu yang besar. Arteri yang biasa teraba adalah
arteri radial pada pergelangan tangan.
B.
Dua
bunyi jantung sebanding dengan satu denyut arteri
C.
Frekuensi
denyut memberikan informasi mengenai kerja jantung, pembuluh darah, dan
sirulasi7
Frekuensi denyut arteri yang normal
adalah 60-100 x per menit. Frekuensi denyut kurang dari 60 x per menit disebut
bradikardia (pulsus rasus), frekuensi denyut lebih dari 100 x per menit disebut
takikardia (pulsus frequent).
2.3 Pemeriksaan
Pernafasan
Kecepatan pernapasan pada seseorang
dipengaruhi oleh usia. Frekuensi normal pada orang dewasa 12-18 kali per menit,
dan pada bayi sampai 44 kali per menit. Pernapasan yang kurang dari 12 x per
menit disebut bradipnea, sedangkan pernapasan yang lebih dari 18 x per menit
disbut takipnea.
Sifat
pernafasan, yaitu :
1.
Torakal
: gerakan dinding dada saja.
2.
Abdominal
: gerakan pada dinding perut saja, ditemukann pada pasien yang mengidap penyakit
pernafasan.
3.
Pernafasan
abdomino-torakal : Pernafasan abdominal lebih dominan dibandingkan toraks,
umumnya pada laki-laki.
4.
Pernafasan
torako-abdominal : Pernafasan torakal lebih dominan dibanding abdomen, umumya
pada perempuan.
2.4 Pemeriksaan Tekanan Darah
Kerja jantung dapat dilihat melalui
tekanan darah. Tekanan darah terdiri atas tekanan sistolik yaitu tekanan
tertinggi pada dinding arteri yang terjadi ketika bilik kiri jantung
menyemprotkan darah melalui katup aorta yang terbuka kedalam aorta, dan tekanan
diastolik yaitu tekanan yang minimal terhadap dinding arteri setiap waktu.
Satuan tekanan darah adalah mmHg.
Tekanan di dalam aorta dan dalam
arteri brakialis dan arteri besar lain pada orang dewasa muda meningkat
mencapai nilai puncak (tekanan sistolik) kira-kira 120 mmHg selama tiap siklus
jantung dan turun ke nilai minimal (tekanan diastolik) sekitar 70 mmHg. Tekanan
arteri secara konvensional ditulis sebagai tekanan sistolik diatas tekanan
diastolik, misalnya 120/70 mmHg.
Pengukuran tekanan darah arteri pada manusia dapat diukur dengan metode
auskultasi dan metode palpasi. Dengan metode auskultasi, suatu manset dapat
dipompa (manset Riva-Rocci) dihubungkan pada manometer air raksa
(sfigmomanometer), kemudian dililitkan di sekitar lengan dan stetoskop
diletakkan di atas arteri brakialis pada siku. Bunyi detakan di dengar di bawah
manset. Tekanan manset pada waktu bunyi pertama terdengar adalah tekanan
sistolik, ini adalah bunyi korotkoff. Metode palpasi, tekanan sistolik dapat
ditentukan dengan memompa manset lengan dan kemudian membiarkan tekanan turun
dan tentukan tekanan pada saat denyut radialis pertama kali teraba. Oleh karena
kesukaran menentukan secara pasti kapan denyut pertama teraba, tekanan yang
diperoleh dengan metode palpasi biasanya 2-5 mmHg lebih rendah dibandingkan
dengan yang diukur dengan metode auskultasi.
Kekuatan tekanan darah ke dinding
pembuluh darah yang menampung, mengakibatkan tekanan ini berubah-ubah pada
setiap siklus jantung. Pada saat ventrikel kiri memaksa darah masuk ke aorta,
tekanan naik sampai puncak yang disebut tekanan sistolik. Pada waktu diastole
tekanan turun sampai mencapai titik terendah yang disebut tekanan diastole.
Faktor
yang mempengaruhi tekanan darah, yaitu:
1.
Usia
2.
Stress
3.
Ras
4.
Medikasi
5.
Variasi diurnal
6.
Jenis kelamin
2.5 Metode Kerja
A. Pemeriksaan Suhu Tubuh
1.
Dibersihkan
termometer maksimum dengan alkohol (kapas dibasahkan dengan alkohol lalu
usapkan pada termometer).
2.
Diturunkan
air raksa sampai di bawah skala dengan diayun-sentakkan termometer tersebut
beberapa kali. Sampai ditunjukkan suhu dibawah 35oC.
3.
Diletakkan
reservoir termometer di aksila pasien dan diinstruksikan pada Pasien untuk
dikepitnya rapat-rapat thermometer tersebut.
4.
Diamkan
selama 3 menit, kemudian dibaca dan dicatat suhu pasien.
B. Pemeriksaan Denyut Nadi
1.
Pemeriksa berada di samping pasien.
2.
Dicari
dengan menggunakan metode palpasi (menggunakan jari telunjuk dan jari tengah),
diraba denyut arteri brachialis pada fossa cubiti lengan kanan pasien.
3.
Dilakukan
penilaian denyut arteri tersebut yang meliputi :
l Frekuensi denyut arteri perifer
selama satu menit
l Kekuatan denyut arteri perifer (kuat
atau lemah)
l Irama denyut arteri perifer
4.
Diulangi langkah 1-3 untuk memeriksa denyut arteri radialis pasien.
C.
Pemeriksaan Pernafasan
1.
Pasien
sebaiknya dalam keadaan berbaring lurus terlentang. Kemudian diperiksa dengan
metode inspeksi secara menyeluruh gerakan pernafasan pasien.
2.
Ditentukan
frekuensi pernafasan pasien dengan diletakkan tangan pemeriksa diatas abdomen
pasien sambil merasakan gerakan naik turun pada dinding abdomnen selama 1
menit.
3.
Di
catat irama,frekuensi, sifat, dan kedalaman pernafasan pasien.
D. Pemeriksaan Tekanan Darah
1.
Diposisikan
pasien dalam keadaan duduk dan tenang.
2.
Dipasang
manset spigmomanometer pada lengan kanan pasien.
3.
Dicari
denyut arteri brachialis dengan cara palpasi pada fossa cubiti dan denyut
arteri radialis pada pergelangan tangan pasien.
4.
Disiapkan
stetoskop di telinga pemeriksa.
5.
Dipompa
manset sambil meraba a. radialis pada pergelangan tangan atau a. brachialis
pada fossa cubiti sampai denyut tidak teraba lagi.
6.
Dinaikkan
lagi tekana dalam manset sebesar 30mmHh diatas tekana sistolik palpas.
7.
Diletakkan
stetoskop di daerah lipat siku sesuai letak a. brachialis.
8.
Kemudian
diturunkan secara perlahan tekanan manset sambil melakukan auskultasi pada a.
brachialis.
BAB III
PEMERIKSAAN
3.1 Hasil Pemeriksaan Julaina Ganit
Pemeriksa
: Irawati Ratnasari
Probandus
: Julaina Ganit
Umur :18 tahun 4 bulan
Jum’at,
27 November 2015
Waktu
|
Pagi
|
Siang
|
Sore
|
TD
|
110/60
mmhg
(07.00
WIB)
|
100/60
mmhg
(12.30
WIB)
|
110/70
mmhg
(16.20
WIB)
|
Suhu
|
36,3 oC
(07.05
WIB)
|
36,3 oC
(12.42
WIB)
|
36,7 oC
(16.24
WIB)
|
DN
|
80
kali/menit
(07.08 WIB)
|
80
kali/menit
(12.46
WIB)
|
70
kali/menit
(16.27
WIB)
|
Nafas
|
16
kali/menit
(07.09
WIB)
|
18
kali/menit
(12.47
WIB)
|
18
kali/menit
(16.28
WIB)
|
Keterangan
|
Setelah
jalan kaki dari kos ke kampus,naik tangga dan istirahat sebentar.
|
Setelah
istirahat perkuliahan.
|
Setelah
selesai perkuliahan.
|
Sabtu, 28
November 2015
Waktu
|
Pagi
|
Siang
|
Sore
|
TD
|
100/70
mmhg
(09.12
WIB)
|
100/70
mmhg
(11.55
WIB)
|
120/70
mmhg
(18.22
WIB)
|
Suhu
|
36,4 oC
(09.15
WIB)
|
36,4 oC
(12.00
WIB)
|
36,6oC
(18.26
WIB)
|
DN
|
79
kali/menit
(09.18
WIB)
|
79
kali/menit
(12.04
WIB)
|
76
kali/menit
(18.29
WIB)
|
Nafas
|
16
kali/menit
(09.19
WIB)
|
18
kali/menit
(12.05
WIB)
|
19
kali/menit
(18.30
WIB)
|
Keterangan
|
Setelah
bangun tidur.
|
Setelah
mandi.
|
Setelah
mandi dan naik tangga jemur pakaian.
|
3.2 Kesimpulan
dari Hasil Pemeriksaan
A. Pemeriksaan Suhu Tubuh
Dari
hasil pemeriksaan, didapatkan suhu tubuh antara 36,3oC-36,7oC
pada pasien selama 2 hari pemeriksaan. Dapat saya ambil kesimpulan dari tabel
diatas bahwa suhu pasien pada pagi dan siang hari berada dibawah
normal,sedangkan pada sore hari suhu pasien normal.Dikatakan normal apabila
suhu tubuh manusia pada kondisi tenang adalah 36,5-37,5 oC.
B. Pemeriksaan Denyut Nadi
Hasil
pengamatan denyut nadi selama 2 hari pemeriksaan menunjukkan angka 70-80 kali/menit
pada a. radialis. Kisaran angka denyut nadi pasien tergolong normal karena
denyut nadi rata rata manusia normal adalah 60-90 denyut permenit.
C. Pemeriksaan Pernafasan
Frekuensi
pernafasan pasien selama 2 hari antara 16-19 kali/menit dengan pernafasan yang
bersifat torako-abdominal serta dengan irama dan kedalaman pernafasan yang
normal, karena frekuensi pernafasan normal pada umumnya pada remaja adalah
15-24 kali/menit dan pada wanita sifat pernafasan yang dominan adalah
torako-abdominalis.
D. Pemeriksaan Tekanan Darah
Tekanan
darah pasien selama 2 hari pemeriksaan antara 100/60 -120/70 mmHg. Hal ini
menunjukkan bahwa tekanan darah probandus masih tergolong normal karena tekanan
darah pada umumnya adalah 90-140 mmHg pada saat sistolik dan 60-90 mmHg pada
saat diastolik.
3.3 Hasil Pemeriksaan Irawati
Ratnasari
Pemeriksa : Julaina
Ganit
Probandus : Irawati
Ratnasari
Umur : 21 tahun
Jum’at ,27 November 2015
Waktu
|
Pagi
|
Siang
|
Sore
|
TD
|
120/60 mmhg
(07.15 WIB)
|
110/60 mmhg
(12.48 WIB )
|
130/60 mmhg
(16.30 WIB)
|
Suhu
|
36,4 oC
(07.20 WIB)
|
36,5 oC
(12.52 WIB)
|
36,5 oC
(16.43 WIB)
|
DN
|
76 kali/menit
(07.24 WIB)
|
80 kali/menit
(12.56 WIB)
|
73 kali/menit
(16.35 WIB)
|
Nafas
|
16 kali/menit
(07.25 WIB)
|
19 kali/menit
(12.57 WIB )
|
16 kali/menit
(16.38 WIB
|
Keterangan
|
Berangkat dari kos ke kampus dan naik tangga kampus.
|
Waktu jeda/istirahat perkuliahan.
|
Setelah selesai perkuliahan.
|
Sabtu, 28 November 2015
Waktu
|
Pagi
|
Siang
|
Sore
|
TD
|
130/70
mmhg
(09.20
WIB)
|
110/60
mmhg
(12.02
WIB )
|
110/70
mmhg
(06.13
WIB)
|
Suhu
|
36,3 oC
(09.23
WIB)
|
36,5 oC
(12.08
WIB )
|
36,5 oC
(06.16
WIB )
|
DN
|
74
kali/menit
(09.27
WIB )
|
77
kali/menit
(12.012
WIB)
|
79
kali/menit
(06.20
WIB)
|
Nafas
|
16
kali/menit
(09.28
WIB)
|
19
kali/menit
(12.13
WIB)
|
17
kali/menit
(06.21
WIB)
|
Keterangan
|
Habis
dari kos ira ke kos ganit naik motor cuaca panas.
|
Habis
dari kampus buat tugas.
|
Setelah
mandi
|
3.4 Kesimpulan dari hasil
pemeriksaan
A. Pemeriksaan Suhu
Tubuh
Dari hasil pemeriksaan, didapatkan suhu tubuh antara 36,3oC-36,5oC pada probandus selama
2 hari pemeriksaan. Dapat saya ambil kesimpulan dari tabel diatas bahwa suhu
pasien pada pagi hari berada dibawah normal,sedangkan pada siang dan sore hari
suhu pasien normal.Dikatakan normal apabila suhu tubuh manusia pada kondisi tenang
adalah 36,5-37,5 oC.
B. Pemeriksaan Denyut
Nadi
Hasil pengamatan denyut nadi selama 2 hari pemeriksaan menunjukkan
angka 73-80 kali/menit pada a. radialis. Kisaran angka denyut nadi probandua
tergolong normal karena denyut nadi rata rata manusia normal adalah 60-90
denyut permenit.
C. Pemeriksaan
Pernafasan
Frekuensi pernafasan pasien selama 2 hari antara 16-19 kali/menit
dengan pernafasan yang bersifat torako-abdominal serta dengan irama dan
kedalaman pernafasan yang normal, karena frekuensi pernafasan normal pada
umumnya pada dewasa adalah 16-20 kali/menit dan pada wanita sifat pernafasan
yang dominan adalah torako-abdominalis.
D. Pemeriksaan Tekanan
Darah
Tekanan darah pasien selama 2 hari pemeriksaan antara 110/60
-130/70 mmHg. Hal ini menunjukkan bahwa tekanan darah probandus masih tergolong
normal karena tekanan darah pada umumnya adalah 90-140 mmHg pada saat sistolik
dan 60-90 mmHg pada saat diastolik.
BAB IV
GAMBAR
Pemeriksa : IRAWATI RATNASARI
27 November 2015
Pagi hari
Siang
hari
Sore hari
Sabtu, 28
November 2015
Pagi hari
Siang hari
Sore
hari
Pemeriksa
:JULAINA GANIT
27
November 2015
Pagi
Siang
Sore
28 November 2015
Pagi
Siang
Sore
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1.
Metode
yang digunakan dalam pemeriksaan tanda-tanda vital dapat berupa palpasi
(rabaan), auskultasi(mendengar lewat bantuan stetoskop dan ispeksi (dengan
melihat).
2.
Pemeriksaan
tanda vital yang sering dilakukan oleh medis maupun paramedis adalah
pemeriksaan suhu tubuh, pemeriksaan denyut nadi, pemeriksaan pernafasan dan
pemeriksaan tekanan darah.
3.
Perubahan
tanda-tanda vital pada diri seseorang dapat terjadi akibat gangguan yang
terjadi pada seseorang tersebut.
4.
Alat
yang digunakan untuk mengukur suhu tubuh adalah thermometer. Suhu normal tubuh
manusia adalah 36,5-37,5oC.
5.
Denyut
nadi normal manusia berkisar antar 60-90 kali/menit.
6.
Frekuensi
pernafasan normal pada remaja adalah 15-24 kali/menit dan pada dewasa adalah
16-20 kali/menit dengan sifat torako-abdominal yang dominan pada wanita dan
abdomino-torakal pada laki-laki.
7.
Tekanan
darah normal pada manusia adalah antara 90-140 mmHg dalam keadaan sistolik dan
60-90 dalam keadaan diastolik.
B. SARAN
Demikianlah yang dapat saya sampaikan mengenai materi yang
menjadi pokok bahasan dalam laporan ini, tentunya masih banyak kekurangan dan
kelemahan,karena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi
yang ada. Saya berharap para pembaca memberikan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan
ini berguna, bagi saya khususnya dan juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Setyaningsing,Dewi.Pemeriksaan Tanda
Vital
Repositori.usu.ac.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar