NUTRISI
BAGI SISTEM IMUN
DAN HEMATOLOGI
DAN HEMATOLOGI
Pendahuluan
• Imunitas
atau kekebalan adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh
terhadap pengaruh biologis luar dengan mengindentifikasi dan membunuh patogen
serta sel tumor.
• Defisiensi
Imun muncul ketika satu atau lebih komponen sistem Imun tidak aktif, kemampuan
sistem Imun untuk merespon patogen berkurang baik
• Diet
kekurangan cukup protein berhubungan dengan gangguan imunitas selular,
aktivitas komplemen, fungsi fagosit, konsentrasi antibody, IgA dan produksi
sitokin
• Defisiensi
nutrisi seperti zinc, Selenium, zat besi, tembaga, vitamin A, C, E, B6 dan asam
folik (vitamin B9) mengurangi respon imun.
Imunitas/Kekebalan
Defisiensi
– Kalori à mudah terkena
infeksi
– Protein
à
menurunkan fagositosis ( dengan zat bakteriolisin)
– Vitamin
dan mineral à
terhadap sel T, B, makrofag dan neutropil
Nutrisi
yang berlebihan à mudah terkena infeksi
Gizi
seimbang à
imunitas baik
• BERAT BADAN IDEAL
(TB –
100) – (10% (TB – 100) )
•BERAT BADAN NORMAL ?
10 % BBI
------ < BBI >------ 10 % BBI
Protein/ asam amino
PROTEIN
• Protein
berperan penting dalam struktur dan fungsi semua sel makhluk hidup dan virus
• Protein
memiliki peran penting dalam pembentukan sistem kekebalan (imunitas) sebagai
antibodi, sistem kendali dalam bentuk hormon
• Kebutuhan
harian yang direkomendasikan : 0.8‐1.0
gram/kg
• Stress
rendah àPemeliharaan
: 1.0‐1.2 gram/kg
• Stress
hipermetabolik: 1.5‐2.5 gram/kg
• Gagal
ginjal
• Tanpa
dialisis : 0.6‐1.0
gram/kg
• Dengan
dialisis : 1.2‐2.7
gram/kg
• Kegagalan
sistem hepatik parah: 0.5‐1.5 gram/kg
GLUTAMIN
• Glutamin memiliki banyak peran dalam sistem imun, yaitu :
– sebagai prekursor sintesa nukleotida
– pertumbuhan
sel T dan sel NK
– stimulasi ekspresi antigen permukaan
– pembentukan
sitokin pro-inflamasi
– menjaga
fungsi limfosit dan makrofag
– sebagai
prekursor antioksidan (glutation).
ARGININ
• stimulasi
fungsi limfosit T
• pembentuk
nitrit oksida
• meningkatkan volume timus
• memperkuat fungsi makrofag dan sel NK
• mempercepat
penyembuhan luka
• Arginin
juga memiliki efek sekretagog yaitu dapatmenstimulasi sekresi insulin, growth
hormone, prolaktin, glukagon, somatostatin dan norepinefrin
TAURIN
• Konsentrasi
taurin yang tinggi pada neutrofil diperkirakan memiliki peran dalam sistem
imun.
• Taurin
dapat mencegah kerusakan limfosit akibat radikal bebas dan memfasilitasi
proteksi selular melalui
proses stabilisasi membran
GLISIN
• Glisin
merupakan sumber nitrogen terkondensasi yang berperan sebagai inhibitor
neurotransmiter di medula spinalis dan batang otak.
• Glisin
mempunyai efek sitoprotektif pada kondisi iskemik, hipoksik dan cedera
reperfusi.
LEMAK
• Lemak
merupakan komponen nutrisi penting terhadap penyediaan energi, dan
mempertahankan osmolalitas dari formulasi enteral atau parenteral.
• Lemak
merupakan pelarut beberapa vitamin larut lemak sertaberperan penting untuk
ketersediaan asam lemak, linoleat, dan asam linolenat.
• Asamlemak
esensial harus tersedia minimal 4% dari kilokalori dalam makanan untuk mencegah
defisiensi.
• PUFA
(polyunsaturated fatty acid ) berfungsi sebagai sumber energi, pembentuk
membran dan mediator transmisi signal sel.
Omega-3
polyunsaturated fatty acid eicosapentaenoate (EPA) dan docosahexanoate (DHA)
merupakan PUFA yang sangat berperan dalam sistim imun è
mampu
menekan systemic inflammatory response(SIRS).
• Efek
anti inflamasi dari EPA dan DHA : menekan produksi
eikosanoid proinflamasi (prostaglandin E2, leukotrien E4), kompetisi dengan
asam arakhidonat dalam metabolisme enzim siklo-oksigenase dan lipoksigenase, menurunkan leukosit dan menghambat
interaksi adhesi trombosit endotel
VITAMIN
Vitamin A
• Vitamin A diperlukan dalam maturasi, diferensiasi, dan
proliferasi sel-T. Defisiensi vitamin A akan mengganggu
barier mukosa dan fungsi dari neutrofil, makrofag dan sel NK, pergeseran
dominasi sitokin Th-2 ke arah Th-1 sehingga mudah mengalami infeksi.
• Anak
- anak dengan defisiensi vitamin A menunjukkan adanya metaplasia epitel,
penurunan produksi mukus akibat berkurangnya sel goblet. Perubahan ini akan
meningkatkan perlekatan bakteri, sehingga terbentuk kolonisasi bakteri dan
akhirnya invasi mikroba patogen.
• Pemberian vitamin A terbukti meningkatkan imunoglobulin
serum IgA dan IgG serta menurunkan
sitokin inflamasi.
• Pemberian vitamin A 100.000-200.000 IU dosis tunggal terbukti
memperbaiki fungsi fagositosis serta perbaikan fungsi sitotoksik makrofag
Vitamin B
• Vitamin
B bermanfaat dalam sistem imun adalah vitamin B6, vitamin B12, asam folat dan niasin
• Vitamin
B6 memberikan kontribusi dalam proliferasi limfosit, pembentukan jaringan
limfoid dan dalam respon antibodi.
• Vitamin
B12 berperan dalam augmentasi kinerja fagosit dan proliferasi sel T
• Asam
folat bersama vitamin B12 dapat
mempengaruhi sel NK.
• Defisiensi vitamin B12, B6, asam folat dan niasin, meningkatkan risiko kerusakan DNA dan lesi terkait stres
oksidatif
Vitamin
C
• Vitamin
C merupakan regulator aktivasi sel imun untuk mempertahankan kelangsungan hidup
sel-sel imun.
• Vitamin
C berfungsi dalam sintesis nitrit oksida yang dihasilkan makrofag, regulasi
fagositosis dengan menurunkan produksi radikal bebas dan peningkatan aktivitas
sel NK
• Vitamin
C juga mempunyai peran dalam sintesa kolagen untuk menjaga kesehatan kulit.
• Kulit
adalah salah satu jaringan tubuh yang berperan di dalam imunitas non spesifik.
• Kulit
yang utuh dan sehat dapat menjaga masuknya unsur patogen ke dalam tubuh.
• Kulit
merupakan barier pertama yang menjaga masuknya benda asing sehingga mencegah
terjadinya infeksi.
• Kekurangan
vitamin C dapat menimbulkan tanda-tanda klinis seperti perdarahan dan bengkak
di gusi, rasa nyeri pada persendian akibat konsentrasi vitamin C di plasma
darah dan leukosit yang sangat rendah.
• Kekurangan
Vitamin C akut menyebabkan scorbut dan seseorang dengan kondisi kekurangan
vitamin C dapat menurunkan kekebalan selulernya
Vitamin
D
• Vitamin
D dikenal sebagai regulator homeostasis kalsium.
• Fungsi
lain yang belum banyak diketahui adalah peranannya di dalam respon imun.
• Aktivitas
vitamin D melalui reseptornya akan meningkatkan ekspresi gen yang bertugas
mengkode reseptor-reseptor yang dapat mengenali struktur mikroba pada permukaan
keratinosit yaitu CD-14, TLR-2 dan mempengaruhi maturasi sel T menjadi Th-2
Vitamin
E
• Vitamin
E (tocotrienol atau tocopherol) merupakan antioksidan kuat yang dapat
membantu respon imun diperantai monosit/makrofag dan IL-2. Vitamin E dan
antioksi dan lain meningkatkan sel CD4.
• Vitamin
E banyak terdapat di membran sel è vitamin E mampu
melindungi radikal bebas yang akan merusak membran sel yang banyak mengandung
asam lemak tidak jenuh
• Peranan
vitamin E sebagai antioksidan yang melindungi membran sel secara langsung juga
menjaga permeabilitas membran.
• Integritas
membran sel ini sangat mempengaruhi fungsi imunitas terutama sel-sel imun
utamanya sel T helper dalam berinteraksi dengan antigen presenting
cell (APC).
• Kekurangan
vitamin E umumnya menyerang sistem syaraf, otot, pembuluh darah dan sistem
reproduksi, defisiensi ini biasanya terjadi karena adanya gangguan absorbsi
lemak dan gangguan transpor lipida
MINERAL
Seng (Zinc)
• Seng
(Zinc) merupakan komponen penting dalam regulasi ekspresi gen melalui
perannya dalam transkripsi gen, pembelahan, diferensiasi, dan apoptosis
sel.
• Seng
dalam sistim imun berperan dalam barier mekanik (struktur dan fungsi epitel
saluran cerna), sebagai antioksidan, dalam aktivitas timid kinase (berperan
dalam poliferasi sel limfoid), thiomulin dan meningkatkan IgAs.
• Defisiensi
imun akibat seng bervariasi mulai dari atrofi timus, limfopenia berat,
penurunan fungsi sel B, sel T dan sel NK, penurunan reaksi hipersensitivitas
tipe lambat, penurunan produksi sitokinTh-1, IL-1, IL-2, IL-3, IL-4, IL-6 dan IFN-γ.
Besi
• Peran
besi dalam imun adaptif meliputi aktivasi sel-T dan IL-2, sintesa enzim myeloperoxidase pada neutrofil dan sel NK.
• Aktivasi
limfosit memerlukan besi karena besi berperan penting dalam kerja beberapa
enzim diantaranya nukleotida reduktase yang terlibat dalam sintesis DNA.
• Pada
keadaan defisiensi besi, transferin hanya mengikat sedikit besi
yang akan mengganggu proliferasi, sebaliknya pada overload besi, saturasi
transferin akan meningkat dan akan menghambat proliferasi limfosit.
Selenium
• Selenium
mempunyai fungsi antioksidan melalui aktivitas enzim glutathion peroksidase
yang memproteksi membran sel dan organel dari kerusakan peroksida dan berefek
sinergis dengan vitamin C dan E.
• Selenoprotein (derivat selenium) merupakan komponen pertahanan
tubuh yang mempengaruhi fungsi neutrofil, makrofag, sel NK dan limfosit T.
• Pada
keadaan defisiensi selenium, limfosit kurang dapat berproliferasi, dan terjadi
penurunan kadar IgG dan IgM.
Karotenoid
dan Flavonoid
• Supementasi
karotenoid dan flavonoid menyebabkan efek imunostimulator berupa peningkatan sel Th dan sel NK, reseptor IL-2.
• Penelitian menunjukkan kemampuan karotenoid
mempengaruhi produksi sitokin yaitu TNF alfa dan IL-1, dan proliferasi sel T,
demikian juga flavonoid mempengaruhi inflamasi, produksi sitokin, produksi
limfosit dan granulosit.
Nukleotida
• Nukleotida
merupakan prekursor dari DNA-RNA dan merupakan nutrien non esensial karena dapat
disintesis secara endogen, tetapi dapat menjadi esensial pada kondisi klinis
tertentu.
• Nukleotida
berperan dalam sintesa protein, meningkatkan kinerja sistem imun, stimulasi
pertumbuhan maturasi epitel saluran cerna serta pertumbuhan somatik.
• Aktivasi
limfosit-T, IFN-ɣ, sitotoksisitas sel NK, IgM, produksi IL-2 dan penambahan
kapasitas fagosit leukosit, merupakan fungsi imun yang termodulasi oleh
nukleotida.
Probiotik
• Probiotik adalah mikroorganisme hidup dalam makanan
fermentasi yang dapat meningkatkan kesehatan tubuh melalui
peningkatan keseimbangan mikroflora dalam saluran cerna.
• Lactobacilli
mempengaruhi insidensi infeksi dengan menstimulasi respon imun nonspesifik atau
meningkatkan mekanisme imun humoral dan seluler.
• Efek
stimulasi imun ini terbukti dapat mencegah infeksi rekuren pada anak-anak.
• Pada
saluran cerna, agen probiotik ini dapat menginduksi kolonisasi dan mampu
berkembang biak secara in situ di dalam lambung, duodenum, dan ileum.
• Secara
umum mekanisme probiotik adalah sebagai perlindungan terhadap kolonisasi
mikroba patologi dan perlindungan terhadap translokasi. Mekanisme ini meliputi
kompetisi pada reseptor di permukaan
saluran cerna, produksi substansi antibiotik, meningkatkan IgA dan stimulus sitokin.
• Pada
epitel ileum, mikoroorganisme ini dapat menginduksi aktivitas imunomodulator, termasuk sel-sel CD4+ T-helper
Tidak ada komentar:
Posting Komentar