Minggu, 27 Maret 2016

MAKALAH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF (PP NO 33 TAHUN 2012)


MAKALAH
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF
(PP NO 33 TAHUN 2012)

Disusun Oleh  :          
Nama : Irawati Ratnasari
Kelas : A 12.1
Nim : 1515009


 FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI ILMU KEBIDANAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.













DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..................................................................................i
DAFTAR ISI .................................................................................................ii
BAB I             PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang ................................................................1
1. 2 Rumusan Masalah ...........................................................1
1. 3 Tujuan ..............................................................................2
BAB II                        PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Asi Eksklusif ...................................................3
2.2  Kebaikan Asi Dan Menyusui ............................................3
2.3  Manfaat Asi Untuk Bayi ..................................................5
2.4  Proses Terbentuknya Asi ..................................................5
2.5  PP Dalam Pemberian Asi Eksklusif .................................5
2.6  Tujuan Pemberian Asi Menurut PP ..................................8
2.7  Contoh Kasus Tentang Asi Eksklusif ...............................9
Dan Sanksi Bagi Yang Melanggar
BAB III          PENUTUP
3.1  Kesimpulan .......................................................................8
3.2  Saran .................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................9







BAB I
PENDAHULUAN
1. 4 LATAR BELAKANG
Kesehatan merupakan salah satu aspek dari kehidupan masyarakat mutu hidup, produktifitas tenaga kerja, angka kesakitan dan kematian yang tinggi pada bayi dan anak-anak, menurunnya daya kerja fisik serta terganggunya perkembangan mental adalah akibat langsung atau tidak langsung dari masalah izi berkurang.
Tidak ada perdebatan teoritis konsepsional di kalangan akademis atau para ahli tentang manfaat ASI. Manfaat ASI tidak diragukan sehingga pada kondisi normal, menyusui adalah yang terbaik bagi bayi. Beberapa perdebatan terkait ASI, diantaranya adalah tentang pendirian Bank ASI, pendonor dan penerima ASI dengan agama yang berbeda, pembayaran bagi yang menyusukan.
Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2012 mengenai Pemberian ASI Eksklusif telah disahkan. Ini tentu menjadi sebuah kabar gembira bagi para ibu, khususnya ibu menyusui yang mendambakan dapat memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif kepada buah hati tercintanya. Pengesahan PP Nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif telah diputuskan  1 Maret 2012.
Keberhasilan pemberian ASI Eksklusif, perlu dukungan berbagai pihak mulai dari Pemerintah, Pemda Provinsi dan Kabupaten/Kota, Penyelenggara Pelayanan Kesehatan, Tenaga Kesehatan, masyarakat serta keluarga terdekat ibu.
1. 5 RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah peraturan pemerintah dalam pemberian Asi Eksklusif pada bayi.

1. 6 TUJUAN
1.      Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan ini adalah untuk mengetahui pemberian asi   eksklusif.
2.      Tujuan Khusus
a.       Mengetahui pengertian asi ekslusif.
b.      Mengetahui manfaat pemberian asi eksklusif pada bayi.
c.       Mengetahui peraturan pemerintah dalam pemberian asi eksklusif pada bayi.
















BAB II
PEMBAHASAN
2.8  Pengertian Asi Eksklusif
Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang sekresi oleh kelenjar mamae ibu, yang berguna sebagai makanan bagi bayinya.
ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini. ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. ASI merupakan makanan alamiah yang pertama dan utama bagi bayi sehingga dapat mencapai tumbuh kembang yang optimal. Pada tahun 2001 World Health Organization / Organisasi Kesehatan Dunia menyatakan bahwa ASI eksklusif selama enam bulan pertama hidup bayi adalah yang terbaik.
2.9  Kebaikan Asi Dan Menyusui
ASI sebagai makanan bayi mempunyai kebaikan/sifat sebagai berikut:
a.       ASI merupakan makanan alamiah yang baik untuk bayi, praktis, ekonomis,
mudah dicerna untuk memiliki komposisi, zat gizi yang ideal sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan pencernaan bayi.
b.      ASI mengadung laktosa yang lebih tinggi dibandingkan dengan susu buatan.
Didalam usus laktosa akan dipermentasi menjadi asam laktat. yang bermanfaat untuk :
1)      Menghambat pertumbuhan bakteri yang bersifat patogen.
2)      Merangsang pertumbuhan mikroorganisme yang dapat menghasilkan asam organik dan mensintesa beberapa jenis vitamin.
3)      Memudahkan terjadinya pengendapan calsium-cassienat.
4)      Memudahkan penyerahan herbagai jenis mineral, seperti calsium,
magnesium.
c.       ASI mengandung zat pelindung (antibodi) yang dapat melindungi bayi selama 5-6 bulan pertama, seperti: Immunoglobin, Lysozyme, Complemen C3 dan C4, Antistapiloccocus, lactobacillus, Bifidus, Lactoferrin.
d.      ASI tidak mengandung beta-lactoglobulin yang dapat menyebabkan alergi pada bayi.
e.       Proses pemberian ASI dapat menjalin hubungan psikologis antara ibu dan bayi.
Selain memberikan kebaikan bagi bayi, menyusui dengan bayi juga dapat memberikan keuntungan bagi ibu, yaitu :
1)      Suatu rasa kebanggaan dari ibu, bahwa ia dapat memberikan “kehidupan” kepada bayinya.
2)      Hubungan yang lebih erat karena secara alamiah terjadi kontak kulit yang erat, bagi perkembangan psikis dan emosional antara ibu dan anak.
3)      Dengan menyusui bagi rahim ibu akan berkontraksi yang dapat menyebabkan pengembalian keukuran sebelum hamil.
4)      Mempercepat berhentinya pendarahan post partum.
5)      Dengan menyusui maka kesuburan ibu menjadi berkurang untuk beberpa bulan (menjarangkan kehamilan).
6)      Mengurangi kemungkinan kanker payudara pada masa yang akan datang.
7)      Menambah panjang kembalinya kesuburan pasca melahirkan, sehingga
8)      Memberi jarak antar anak yang lebih panjang alias menunda kehamilan berikutnya.
9)      Karena kembalinya menstruasi tertunda, ibu menyusui tidak membutuhkan zat besi sebanyak ketika mengalami menstruasi.
10)  Ibu lebih cepat langsing. Penelitian membuktikan bahwa ibu menyusui enam bulan lebih langsing setengah kg dibanding ibu yang menyusui empat bulan.

2.10          Manfaat Asi Untuk Bayi
Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya. Pada umur 6 sampai 12 bulan, ASI masih merupakan makanan utama bayi, karena mengandung lebih dari 60% kebutuhan bayi.
Guna memenuhi semua kebutuhan bayi, perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Setelah umur 1 tahun, meskipun ASI hanya bisa memenuhi 30% dari kebutuhan bayi, akan tetapi pemberian ASI tetap dianjurkan karena masih memberikan manfaat. ASI disesuaikan secara unik bagi bayi manusia, seperti halnya susu sapi adalah yang terbaik untuk sapi.
2.11          Proses Terbentuknya Asi
Tahapan-tahapan yang terjadi dalam proses laktasi mencakup :
1)      Mammogenesis : Terjadi pertumbuhan payudara baik dari ukuran maupun berat dari payudara mengalami peningkatan.
2)      Laktogenesis :
·         Tahap 1 (kehamilan akhir) : Sel alveolar berubah menjadi sel sekretoris
·         Tahap 2 (hari ke-3 hingga ke-8 kelahiran) : Mulai terjadi sekresi susu, payudara menjadi penuh dan hangat. Kontrol endokrin beralih menjadi autokrin.
3)      Galaktopoiesis
4)       Involution

2.12          PP Dalam Pemberian Asi Eksklusif
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif, susu formula bayi adalah susu yang secara khusus diformulasikan sebagai pengganti ASI untuk bayi sampai berusia 6 bulan.Susu formula bayi merupakan “makanan khusus” yang dapat digunakan oleh bayi untuk menggantikan ASI atau disebut Pengganti ASI (PASI). Susu formula atau susu botol merupakan susu sapi yang susunan nutrisinya diubah menyerupai ASI hingga dapat diberikan kepada bayi tanpa menimbulkan efek samping.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa susu formula bayi merupakan pengganti ASI dimana seharusnya ASI diberikan kepada bayi dari mulai lahir sampai berusia 6 bulan atau yang dikenal sebagai ASI eksklusif.Menurut Pasal 6 PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, setiap ibu yang melahirkan harus memberikan ASI Eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya.ASI Eksklusif merupakan pemberian ASI ibu kepada bayi dari mulai bayi tersebut lahir sampai dengan usia 6 bulan. Sedangkan susu formula bayi seharusnya diberikan setelah bayi berumur 6 bulan. Susu formula dapat diberikan kepada bayi dengan usia dibawah 6 bulan jika ada pertimbangan tertentu. Dalam Pasal 7 PP No. 33 Tahun 2012 tentang
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif disebutkan bahwa, ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 6 tidak berlaku dalam hal terdapat: a. indikasi medis; b.ibu tidak ada; atau c. ibu terpisah dari bayi. Atas dasar pertimbangan tersebut, Pasal 15 PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif menjelaskan bahwa, dalam hal pemberian ASI Eksklusif tidak dimungkinkan berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, bayi dapat diberikan susu formula bayi.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, seharusnya bayi mendapatkan
ASI Eksklusif sejak lahir sampai usia 6 bulan, bukan diberikan susu formula.
Namun saat ini banyak ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayinya dan menggantinya dengan susu formula bayi. Hal ini dikarenakan oleh berbagai faktor, yaitu faktor pekerjaan, faktor pendidikan / pengetahuan, factor pengiklanan susu formula, dan lain-lain.
Faktor pengiklanan susu formula di media masa dan media cetak dapat
menghambat program ASI Eksklusif di Indonesia. Hal ini dikarenakan promosi-promosi susu formula tersebut mengakibatkan ibu cenderung memberikan susu formula dibandingkan dengan ASI Eksklusif. Padahal dari segi komposisi pun jauh lebih baik ASI Eksklusif dari pada susu formula. Dan buruknya lagi, iklan-iklan susu formula dapat ditemukan di fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas dalam bentuk kalender, jam dinding, pengukur tinggi badan, poster dan lain-lain. Bahkan terkadang ada tenaga medis yang memberikan dan mempromosikan susu formula kepada ibu-ibu. Sedangkan promosi susu formulamdi fasilitas pelayanan kesehatan dan oleh tenaga kesehatan tidak diperbolehkan dan sudah diatur dalam peraturan. Telah dijelaskan dalam Pasal 17 ayat (1) PP No. 33 Tahun 2012 tentang
Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, setiap tenaga kesehatan dilarang memberikan susu formula bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif kecuali dalam hal diperuntukkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15. Dalam Pasal 17 ayat (2) PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif pun dijelaskan bahwa, setiap tenaga kesehatan dilarang menerima dan/atau mempromosikan susu formula bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif.
Sedangkan untuk fasilitas pelayanan kesehatannya dijelaskan dalam Pasal
18 ayat (1) PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif,
penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan dilarang memberikan susu formula bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif kepada ibu bayi dan/atau keluarganya, kecuali dalam hal diperuntukkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.
Dalam Pasal 18 ayat (2) PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif pun dijelaskan bahwa, penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan dilarang menerima dan/atau mempromosikan susu formula bayi dan/atau produk bayi lainnya yang dapat menghambat program pemberian ASI Eksklusif.
Jika tenaga kesehatan melanggar peraturan tersebut maka akan dikenakan
Pasal 29 ayat (1) PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu
Eksklusif, setiap tenaga kesehatan yang tidak melaksanakan ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16, Pasal 17, Pasal 21 ayat (1), dan Pasal 23 ayat (1), dikenakan sanksi administratif oleh pejabat yang berwenang berupa: a.teguran lisan; b. teguran tertulis; dan/atau c. pencabutan izin.
Dan jika fasilitas pelayanan kesehatan yang melanggar, maka akan dikenakan Pasal 29 ayat (2) PP No. 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif, setiap penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan, penyelenggara satuan pendidikan, pengurus organisasi profesi di bidang kesehatan serta produsen dan distributor susu formula bayi dan/atau produk bayi lainnya yang tidak melaksanakan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 ayat (1), ayat (2),dan ayat (4), Pasal 19, Pasal 21 ayat (1), Pasal 23 ayat (2), ayat (3), dan ayat (4),Pasal 25 ayat (1) dan ayat (2), serta Pasal 26 ayat (1) dikenakan sanksi administratif oleh pejabat yang berwenang berupa: a. teguran lisan; dan/atau b.teguran tertulis.
Pemberian ASI EKSKLUSIF telah masuk ke dalam PP. No.33 tahun 2013 yang dilampirkan dalam pasal 6 dan pasal 9, sebagai berikut :
Pasal 6
Setiap ibu yang melahirkan harus memberikan Asi Eksklusif kepada bayi yang dilahirkannya.
Pasal 9
1)      Tenaga kesehatan dan penyelenggara fasilitas pelayanan kesehatan wajib melakukan inisiasi menyusu dini terhadap bayi yang baru lahir kepada ibunya paling singkat selama 1(satu) jam.
2)      Inisiasi menyusu dini sebagaimana yang yang dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan cara meletakkan bayi secara tengkurap didada atau diperut ibu sehingga kulit bayi melekat pada kulit ibu.

2.13          Peraturan Pemerintah (PP) No. 33 Tahun 2012 Tentang Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif Telah Diterbitkan Sejak 1 Maret 2012.
Tujuan PP tersebut adalah untuk :
1)      Menjamin pemenuhan hak bayi untuk mendapatkan ASI Eksklusif sejak dilahirkan sampai dengan berusia 6 (enam) bulan dengan memperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya;
2)      Memberikan perlindungan kepada ibu dalam memberikan ASI Eksklusif kepada bayinya; dan
3)      Meningkatkan peran dan dukungan Keluarga, masyarakat, Pemerintah Daerah, dan Pemerintah terhadap pemberian ASI Eksklusif.

2.14          Contoh Kasus Tentang Asi Eksklusif Dan Sanksi Bagi Yang Melanggar
Contoh kasus :
Seorang Ny.R berumur 28 tahun datang ke klinik bidan A, Ny.R mengeluh bahwa 3 hari setelah melahirkan ASi Ny.R tidak bisa keluar, dan Ny.R mengatakan payudaranya terasa sakit dan mengeras. Karena Ny.R merasa kasihan terhadap anaknya kemudian Ny.R befikir ingin memberikan susu formula terhadap bayinya.Ny.R bertanya kepada bidan di klinik bahwa ia ingin memberikan susu formula kepada bayinya karena Asinya tidak keluar,dan bidan pun memberikan izin Ny.R untuk memberikan susu formula kepada bayinya. Bidan A menawarkan persediaan susu formula yang ada di klinik.
Sanksi :
1.      Masyarakat akan memasang bendera hitam di depan rumah si bidan. Betapa malunya, bila nekat diturunkan pangkatnya.
Bendera hitam itu dapat dimaknai sebagai noda yang mencoreng nama baik si bidan.
2.      Sanksi itu diberikan bertahap dari teguran lisan, tertulis, hingga pencabutan izin (Bagian V, Pasal 14).





BAB III
PENUTUP
3.3  KESIMPULAN
1)      Air Susu Ibu merupakan makanan yang terbaik bagi bayi yang harus diberikan pada bayi sampai bayi berusia 6 bulan tanpa makanan pendamping.
2)      Pemberian ASI merupakan metode pemberian makan bayi yang terbaik, terutama pada bayi umur kurang dari 6 bulan, selain juga bermanfaat bagi ibu. ASI mengandung semua zat gizi dan cairan yang dibutuhkan untuk memenuhi seluruh gizi bayi pada 6 bulan pertama kehidupannya.
3)      Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia Nomor 33 tahun 2012 mengenai Pemberian ASI Eksklusif telah disahkan. Ini tentu menjadi sebuah kabar gembira bagi para ibu, khususnya ibu menyusui yang mendambakan dapat memberikan Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif kepada buah hati tercintanya. Pengesahan PP Nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI eksklusif telah diputuskan  1 Maret 2012.

3.4  SARAN
1)      Perlu peningkatan penyuluhan kesehatan secara umum khususnya tentang ASI dan menyusui kepada masyarakat, khususnya kepada ibu hamil tentang gizi dan perawatan payudara selama masa kehamilan, sehingga produksi ASI cukup.
2)      Perlu ditingkatkan peranan tenaga kesehatan baik di rumah sakit, klinik bersalin, Posyandu di dalam memberikan penyuluhan atau petunjuk kepada ibu hamil, ibu baru melahirkan dan ibu menyusui tentang ASI dan menyusui.




DAFTAR PUSTAKA
b.      Notoatmodjo,  Soekidjo.2005. Metodologi  Penelitian  Kesehatan.  Edisi  Revisi.  Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.
c.       Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 Republik Indonesia tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif
d.      Roesli,  Utami.2008.  Inisiasi  Menyusui  Dini  plus  Asi  Eksklusif.  Penerbit  Pustaka Bunda.

MAKALAH PERKEMBANGAN PSIKOLOGI PADA MASA REMAJA


MAKALAH
PERKEMBANGAN  PSIKOLOGI  PADA MASA REMAJA


Disusun Oleh:
Nama   : Irawati Ratnasari
Nim     : 15150009
Kelas   : A 12.1

FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDY D3 KEBIDANAN
UNIVERSITAS RESPATI YOGYAKARTA
2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat Nya sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa saya juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan makalah ini.
Dan harapan saya semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman saya, saya yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini. Oleh karena itu saya sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.









DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR           ...........................................................................i
DAFTAR ISI              .......................................................................................ii
BAB I             PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang               ...................................................1
1. 2 Rumusan Masalah          ...................................................1
1. 3 Tujuan Penulisan Makalah         .......................................2
BAB II                        PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Masa Remaja             .......................................3
2.2  Aspek - Aspek Perkembangan
Psikologi Remaja            ...................................................4
BAB III          PENUTUP
3.1  Kesimpulan         ...............................................................12
3.2  Saran       ...........................................................................12
DAFTAR PUSTAKA                        ...........................................................................13










BAB I
PENDAHULUAN
1. 4 Latar Belakang
Perkembangan psikologi anak adalah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari pematangan. Di sini menyangkut adanya proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem yang berkembang sedemikian rupa perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya. Aspek– aspek perkembangan individu meliputi psikologi fisik, intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama. Perkembangan fisik meliputi pertumbuhan sebelum lahir dan pertumbuhan setelah lahir. Intelektual (kecerdasan) atau daya pikir merupakan kemampuan untuk beradaptasi secara berhasil dengan situasi baru atau lingkungan pada umumnya. 
Dalam makalah ini penulis membatasi penulisan makalah pada psikologi perkembangan anak khususnya siswa fase remaja . Karena Masa remaja merupakan segmen kehidupan yang penting dalam siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat.
1. 5 Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Masa Remaja?
2.      Aspek-aspek apa saja yang mempengaruhi sikologis perkembangan remaja?
3.      Apa ciri –ciri kejiwaan dan psikologi pada remaja?
4.      Psikologi menyimpang apa saja yang dapat terjadi pada masa remaja?
5.      Deskripsi tengtang bagaimana perkembangan psikologi pada masa remaja ?


1. 6 Tujuan Penulisan Makalah
1.      Dapat mengetahui pengertian masa remaja.
2.      Dapat mengetahui aspek-aspek psikologis perkembangan remaja.
3.      Mengetahui ciri –ciri kejiwaan dan psikologi pada remaja.
4.      Dapat mengetahui psikologi menyimpang pada masa remaja.
5.      Deskripsi tentang perkembangan psikologi pada masa remaja


















BAB II
PEMBAHASAN
2.3  PENGERTIAN MASA REMAJA
Masa remaja atau yang sering dikenal dengan istilah “Adolesense” yang berarti “tumbuh” atau tumbuh menjadi dewasa. Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berinteraksi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada ditingkat yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak. Integritas dalam masyarakat (dewasa) mempunyai banyak aspek afaktif, kurang lebih berhubungan dengan masa puber. Termasuk juga perubahan intelektual yang mencolok. Transformasi intelektual yang khas dari cara berfikir remaja ini memungkinkan untuk mencapai integritas dalam hubungan sosial orang dewasa, yang kenyataannya merupakan cirri khas yang umum dari periode perkembangan ini. 
Menurut hukum di Amerika Serikat ini, individu dianggap telah dewasa apabila telah mencapai usia 18 tahun, bukan 21 tahun seperti sebelumnya. Remaja didefinisikan sebagai tahap perkembangan transisi yang membawa individu dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Menurut Seifert dan Hoffnung, periode ini umumnya dimulai sekitar usia 12 tahun hingga akhir masa pertumbuhan fisik, yaitu sekitar usia 20 tahun usia remaja berada dalam usia 12 tahun sampai 21 tahun bagi wanita, dan 13 tahun sampai 22 tahun bagi pria .
Ada dua pandangan teoritis tentang remaja. Menurut pandangan teoritis pertama yang dicetuskan oleh psikolog G. Stanley Hall “ adolescence is a time of “storm and stress “. Artinya, remaja adalah masa yang penuh dengan “badai dan tekanan jiwa”, yaitu masa di mana terjadi perubahan besar secara fisik, intelektual dan emosional pada seseorang yang menyebabkan kesedihan dan kebimbangan (konflik) pada yang bersangkutan, serta menimbulkan konflik dengan lingkungannya (Seifert & Hoffnung, Dalam hal ini, Sigmund Freud dan Erik Erikson meyakini bahwa perkembangan di masa remaja penuh dengan konflik.
Menurut pandangan teoritis kedua, masa remaja bukanlah masa yang penuh dengan konflik seperti yang digambarkan oleh pandangan yang pertama. Banyak remaja yang mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan yang terjadi pada dirinya, serta mampu beradaptasi dengan baik terhadap perubahan kebutuhan dan harapan dari orang tua dan masyarakatnya. Kebanyakan remaja mengalami kedua situasi(penuh konflik atau dapat beradaptasi dengan mulus) secara bergantian (fluktuatif).
“Menururt Hurlock, remaja awal (12/13 th – 17/18 th), remaja akhir (17/18 th – 21/22 th) . WHO menyatakan walaupun definisi remaja utamanya didasarkan pada usia kesuburan (fertilitas) wanita, namun batasan itu juga berlaku pada remaja pria, dan WHO membagi kurun usia dalam dua bagian yaitu remaja awal 10 – 14 tahun dan remaja akhir 15 – 20 tahun.” 
2.4  ASPEK - ASPEK PERKEMBANGAN PSIKOLOGI REMAJA
Semua individu khususnya remaja akan mengalami perkembangan baik fisik maupun psikis yang meliputi aspek-aspek intelektual, sosial, emosi, bahasa, moral dan agama.
A.    PERKEMBANGAN FISIK
Dalam perkembangan remaja, perubahan yang tampak jelas adalah perubahan fisik. Tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Dalam perkembangan seksualitas remaja, ditandai dengan ciri-ciri seks primer dan ciri-ciri seks sekunder
1)      Hormon – Hormon Seksual
Dalam perkembangan hormon – hormon seksual remaja, ditandai dengan cirri-ciri yaitu cirri-ciri seks rpimer dan sekunder.
a)      Ciri-Ciri Seks Primer
Pada masa remaja primer ditandai dengan sangat cepatnya pertumbuhan testis yaitu pada tahun pertama dan kedua. Kemudian tumbuh secara lebih lambat, dan mencpai ukuran matangnya pada usia 20 tahun. Lalu penis mulai bertambah panjang, pembuluh mani dan kelenjar prostate semakin membesar. Matangnya organ-organ seks tersebut memungkinkan remaja pria (sekitar 14-15 tahun) mengalami “mimpi basah”. Pada remaja wanita, kematangan organ-organ seksnya ditandai dengan tumbuhnya rahim vagina dan ovarium secara cepat pada masa sekitar 11-15 tahun untuk pertama kalinya mengalami “menarche” (menstruaasi pertama). Menstruasi awal sering disetai dengan sakit kepala, sakit punggung dan kadang-kadang kejang serta merasa lelah, depresi dan mudah tersinggung. 
b)      Ciri-Ciri Seks Sekunder
Pada remaja ditandai dengan tumbuhnya rambut pubik/bulu kopak disekitar kemaluan dan ketiak, terjadi prubahan suara, tumbuh kumis dan  tumbuh gondok laki / jakun. Sedangkan pada wanita ditandai dengan tumbuh rambut pubik/ bulu kapok disekitar kemaluan dan ketiak, bertambah besar buah dada dan  bertambah besarnya pinggul .
2)      Pubertas.
a.       Perubahan eksternal
b.      Perubahan internal
a.       Sistem Pencernaan
Perut menjadi lebih panjang dan tidak lagi terlampau berbentuk pipa, usus bertambah besar, hati bertambah berat dan kerongkongan bertambah panjang.
b.      Sistem Peredaran Darah
Jantung tumbuh pesat selama masa remaja, pada usia 17-18 tahun beratnya 12 kali berat pada waktu lahir.
c.       Sistem Pernapasan
Kapasitas paru-paru remaja perempuan hamper matang pada usia 17 tahun,  remaja laki-laki mencapai tingkat kematnagn beberapa tahun kemudian .


d.      Jaringan Tubuh
Perkemngan kerangka berhenti rata-rata pada usia 18 tahun Jaringan. Selain tulang terusberkembang sampai tulang mencapai umuran matang, khususnya bagi perkembangan jaringan otot.

B.     PERKEMBANGAN PSIKIS
1.      Aspek Intektual
Perkembangan intelektual (kognitif) pada remaja bermula pada umur 11 atau 12 tahun. Remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit, remaja mulai mampu berhadapan dengan aspek-aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas.
2.      Aspek Sosial
Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial atau proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral dan tradisi. Pada masa ini berkembangan sikap cenderung menyerah atau mengikuti opini, pendapat, nilai, kebiasaan, kegemaran, keinginan orang lain.
Berikut ini ciri-ciri penyesuaian sosial remaja, diantaranya :
(a)    Di lingkungan keluarga
·         Menjalin hubungan yang baik dengan orang tua dan saudaranya
·         Menerima otoritas orang tua (menaati peraturan orang tua)
·         Menerima tanggung jawab dan batasan (norma) keluarga
·         Berusaha membantu anggaran kalau sebagai individu atau kelompok
(b)   Di lingkungan sekolah
·         Bersikap respek dan mentaati peraturan
·         Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah
·         Menjalin persahabatan dengan teman sebaya
·         Hormat kepada guru, pemimpin sekolah atau staf lain
·         Berprestasi di sekolah

(c)    Di lingkungan masyarakat
·         Respek terhadap hak-hak orang lain
·         Menjalin dan memelihara hubungan dengan teman sebaya atau orang lain
·         Bersikap simpati dan menghormati terhadap kesejahteraan orang lain
·         Respek terhadap hukum, tradisi dan kebijakan-kebijakan masyarakat.
3.      Aspek Emosi (Afektif)
Perkembangan aspek emosi berjalan konstan, kecuali pada masa remaja awal (13-14 tahun) dan remaja tengah (15-16 tahun) pada masa remaja awal ditandai oleh rasa optimisme dan keceriaan dalam hidupnya, diselingi rasa bingung menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam dirinya. Pada masa remaja tengah rasa senang datang silih berganti dengan rasa duka, kegembiraan berganti dengan kesedihan, rasa akrab bertukar dengan kerenggangan dan permusuhan. Gejolak ini berakhir pada masa remaja akhir (18– 21 tahun). Pada masa remaja tengah anak terombang-ambing dalam sikap mendua (ambivalensi) maka pada masa remaja akhir anak telah memiliki pendirian, sikap yang relatif mapan. Mencapai kematangan emosial merupakan tugas yang sulit bagi remaja.
4.      Aspek Bahasa
Perkembangan bahasa adalah meningkatnya kemampuan penguasaan alat berkomunikasi baik alat komunikasi lisan, tulisan, maupun menggunakan tanda-tanda dan isyarat. Bahasa remaja adalah bahasa yang telah berkembang, baik di lingkungan keluarga, masyarakat dan khususnya lingkungan teman sebaya sedikit banyak lebih membentuk pola perkembangan bahasa remaja. Pola bahasa remaja lebih diwarnai pola bahasa pergaulan yang berkembang di dalam kelompok sebaya.
5.      Aspek Moral
Perkembangan moral pada remaja menurut teori Kohlberg menempati tingkat III: pasca konvensional stadium 5, merupakan tahap orientasi terhadap perjanjian antara remaja dengan lingkungan sosial. Ada hubungan timbal balik antara dirinya dengan lingkungan sosial dan masyarakat. Pada tahap ini remaja lebih mengenal tentang nilai-nilai moral, kejujuran, keadilan kesopanan dan kedisiplinan.
6.      Aspek Agama
Pemahaman remaja dalam beragama sudah semakin matang, kemampuan berfikir abstrak memungkinkan remaja untuk dapat mentransformasikan keyakinan beragama serta mengapresiasikan kualitas keabstrakan Tuhan 
C.     CIRI-CIRI KEJIWAAN DAN PSIKOLOGI PADA REMAJA 
(1)   Usia remaja muda (11–15 tahun)
a)      Sikap protes terhadap orang tua
Cenderung tidak menyetujui nilai–nilai hidup orang tuanya, sehingga sering menunjukkan sikap protes terhadap orang tua. Mereka berusaha mencari identitas diri dan sering kali disertai dengan menjauhkan diri dari orang tuanya. Dalam upaya pencarian identitas diri, remaja cenderung melihat kepada tokoh–tokoh di luar lingkungan keluarganya, yaitu : guru, figur ideal yang terdapat dalam film, atau tokoh idola
b)      Preokupasi dengan badan sendiri
Tubuh seorang remaja pada usia ini mengalami perubahan yang cepat sekali. Perubahan ini menjadi perhatian khusus bagi diri remaja.
c)      Kesetiakawanan dengan kelompok seusia
Merasakan keterikatan dan kebersamaan dengan kelompok seusia dalam upaya mencari kelompok senasib. Hal ini tercermin dalam cara berperilaku sosial.
d)     Kemampuan untuk berfikir secara abstrak
Daya kemampuan berfikir seorang remaja mulai berkembang dan dimanifestasikan dalam bentuk diskusi untuk mempertajam kepercayaan diri
e)      Perilaku yang labil dan berubah–ubah
GRemaja sering memperlihatkan perilaku yang berubah–ubah.
(2)   Remaja usia penuh (16–19  tahun)
(a)    Kebebasan dari orang tua
Dorongan untuk menjauhkan diri dari orang tua menjadi realitas. Remaja mulai merasakan kebebasan, tetapi juga merasa kurang menyenangkan. Pada diri remaja timbul kebutuhan untuk terikat dengan orang lain melalui ikatan cinta yang stabil.
(b)   Ikatan terhadap pekerjaan dan tugas
Sering kali remaja menunjukkan minat pada suatu tugas tertentu yang ditekuni secara mendalam. Terjadi pengembangan akan cita–cita masa depan yaitu mulai memikirkan melanjutkan sekolah atau langsung bekerja untuk mencari nafkah.
(c)    Pengembangan nilai moral dan etis yang mantap
Remaja mulai menyusun nilai–nilai moral dan etis sesuai dengan cita – cita.
(d)   Pengembangan hubungan pribadi yang labil
Adanya tokoh panutan atau hubungan cinta yang stabil menyebabkan terbentuknya kestabilan diri remaja.
Penghargaan kembali pada orang tua dalam kedudukan yang sejajar
(e)    Perubahan fisik, psikologi dan seksual pada remaja
Perubahan psikologis pada masa remaja perubahan kejiwaan terjadi lebih lambat dari fisik dan labil, meliputi :
                                            i.            Perubahan emosi ; sensitive (mudah menangis, tertawa, cemas dan frustasi), mudah mudah bereaksi terhadap rangsangan dari luar, agresif sehingga mudah berkelahi.
                                          ii.            Perkembangan intelegensia : mampu berpikir abstrak dan senang memberi kritik , ingin mengetahui hal-hal baru sehinga muncul perilaku ingin mencoba hal yang baru.
                                        iii.            Perubahan seksual remaja
Sejak masa remaja, pada diri seorang anak terlihat adanya perubahan-perubahan pada bentuk tubuh yang disertai dengan perubahan struktur dan fungsi. Pematangan kelenjar pituitary berpengaruh pada proses pertumbuhan tubuh sehingga remaja mendapatkan ciri-cirinya sebagai perempuan dewasa atau laki-laki dewasa. Masa remaja diawali oleh masa pubertas, yaitu masa terjadinya perubahan-perubahan fisik dan fungsi fisiologis. Kematangan seksual remaja ini menyebabkan munculnya minat seksual dan keingintahuan remaja tentang seksual.

D.    PENYIMPANG PSIKOLOGI YANG TERJADI PADA MASA REMAJA
Penyimpangan Remaja 
Menurut Kartono (2003), bentuk-bentuk perilaku penyimpangan remaja dibagi menjadi empat, yaitu :
1)      penyimpangan terisolir (Delinkuensi terisolir)
Kelompok ini merupakan jumlah terbesar dari remaja nakal. Pada umumnya mereka tidak menderita kerusakan psikologis. 
2)      penyimpangan neurotik (Delinkuensi neurotik)
Pada umumnya, remaja nakal tipe ini menderita gangguan kejiwaan yang cukup serius, antara lain berupa kecemasan, merasa selalu tidak aman, merasa bersalah dan berdosa dan lain sebagainya. 
3)      penyimpangan psikotik (Delinkuensi psikopatik)
Delinkuensi psikopatik ini sedikit jumlahnya, akan tetapi dilihat dari kepentingan umum dan segi keamanan, mereka merupakan oknum criminal yang paling berbahaya. 
4)      penyimpangan defek moral (Delinkuensi defek moral)
Defek (defect, defectus) artinya rusak, tidak lengkap, salah, cedera, cacat, kurang. 

E.     DESKRIPSI  PSIKOLOGI  PADA MASA REMAJA
Istilah adolescence atau remaja berasal dari kata latin yang berarti tumbuh menjadi dewasa, bangsa primitive demikian pula orang-orang pada zaman purbakala memandang masa puber dan masa remaja tidak berbeda dengan periode-periode lain dalam rentang kehidupan, anak dianggap sudah dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi.
Secara psikologis, masa remaja adalah usia dimana individu berintegrasi dengan masyarakat dewasa, usia dimana anak sudah tidak merasa lagi dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada pada tingkatan yang sama, sekurang-kurangnya dalam masalah hak.
1)      Ciri-ciri masa remaja
Bagi sebagian besar anak muda, usia diantara dua belas dan enam vbelas tahun merupakan tahun kehidupan yang penuh dengan kejadian sepanjang menyangkut pertumbuhan dan perkembangan. Ada empat perubahan yang sama yang hamper bersifat unifersal. 
(a)    Meningginya emosi, yang intensitasnya tergantung pada tingkat perubahan fisik dan psikologis yang terjadi. 
(b)   erubahan tubuh, bagi remaja masalah baru yang timbul tampaknya lebih banyak dan lebih sulit diselesaikan dibandingkan dengan masalah yang dihadapi sebelumnya.
(c)    perubahan minat. 
(d)   perubahan perilaku.
2)      Tugas perkembangan pada masa remaja
Dipusatkan pada penanggulangan sikap dan perilaku yang kekanak-kanakan dan mengadakan persiapan untuk menghadapi masa dewasa, tugas perkembangan pada masa dewasa menuntut perubahan besar dalam sikap dan pola perilaku anak,
3)      Keadaan emosi selama masa remaja
Suatu masa dimana ketegangan emosi meninggi akibat dari perubahan fisik dan kelenjar.
4)      Beberapa minat remaja
Minat rekreasi, meliputi :
Permainan dan olah raga, bersantai, bepergian,  dansa,  membaca, menonton film ,bercerita, berkumpul, , melamun dan lain-lain.Minat social, meliputi : Pesta, minum-minuman keras, obat-obat terlarang, 
5)      Perubahan moral pada masa remaja

BAB III
PENUTUP
3.3  Kesimpulan
Masa remaja merupakan masa pencarian jati diri seseorang dalam rentang masa kanak-kanak sampai masa dewasa. Pada masa ini, pola pikir dan tingkah laku remaja sangat berbeda pada saat masih kanak-kanak. Hubungan dengan kelompok (teman sebaya) lebih erat dibandingkan hubungan dengan orang tua. Teori-teori perkembangan remaja antara lain, teori psikoanalisa, teori psikososial, teori kognitif serta teori tingkah laku dan belajar sosial. Tahap perkembangan psikologi remaja dimulai dari fase psikologi praremaja, remaja awal, dan remaja akhir. Karakteristik  pertumbuhan dan perkembangan remaja antara lain, perubahan fisik yang terjadi pada remaja terlihat pada saat masa pubertas yaitu meningkatnya tinggi dan berat badan serta kematangan sosial, remaja berfikir secara logis dan transisi sosial remaja mengalami perubahan dalam hubungan individu dengan manusia lain. Sementara itu, ciri khas remaja adalah hubungan dengan teman sebaya lebih erat, hubungan dengan orang tua penuh konflik, keingintahuan seks yang tinggi, dan mudah stres.

3.4  Saran
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa remaja menimbulkan berbagai konflik batin maupun psikis. Orang tua harus benar-benar memahami konsekuensi perubahan pada remaja. Sementara itu, perawat dapat dijadikan tempat konseling untuk remaja sebagaimana peran perawat dan sebagai perawat yang menghadapi permasalahan remaja senantiasa memberikan bimbingan atau konseling yang baik atau yang tidak memojokkan remaja tersebut dalam masalah yang dihadapinya. Demikian makalah mengenai perkembangan remaja. Mohon maaf,apabila makalah ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu,kritik dan saran yang membangun sangat kami butuhkan.

DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhamad. Psikologi remaja.Bandung:Bumi Aksara,2005.
F.J.Monk dkk.  psikologi perkembangan,Yogyakarta:Gadjah Mada University  Press,2004
Hurlock, Elizabeth B. Psikologi Perkembangan. Jakarta : Erlangga, 1980.
Sunaryo. Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta:EGC,2004.