Senin, 29 Februari 2016
Tekanan darah rendah
TEKANAN
DARAH (Blood Pressure)
|
Tekanan
Darah Sistolik (angka pertama) Diastolik (angka kedua)
|
sistol
|
Diastole
|
Darah
rendah(hipotensi)
|
<
90
|
<
60
|
Normal
|
90-120
|
60-80
|
Pre-hipertensi
|
120-140
|
80-90
|
Darah
tinggi/hipertensi(stadium 1)
|
140-160
|
90-100
|
Darah tinggi/hipertensi(stadium 2)
|
>160
|
>100
|
TEKANAN
DARAH RENDAH
Tekanan darah
rendah(hypotention) yang sesungguhnya adalah jika
seseorang selalu mengalami tekanan darah di bawah 120/80,
sedangkan semua yang disebutkan pada alinea di atas bersifat sementara.
Seseorang yang mengalami tekanan darah rendah dapat dikatakan mengidap tekanan darah tinggi, jika tekanan sistoliknya
(atas) meningkat setidaknya 20 mmHg dan tekanan diastoliknya
(bawah) meningkat setidaknya 10mmHg, walaupun tekanan darahnya setelah
peningkatan masih di bawah 140/90. Misalnya seseorang yang biasanya tekanan
darah rendahnya 110/70, jika meningkat menjadi 130/80 sudah dikatakan mengidap
penyakit tekanan darah tinggi.
Berapakah tekanan darah Anda dianggap rendah?
Tekanan darah dianggap
rendah jika sama dengan atau kurang dari 90 / 60 mmHg. Tekanan darah normal
adalah 120 / 80 mmHg.Angka 90 (atas) disebut sistolik, yaitu tekanan ketika
jantung berdetak memompa darah, sedangkan angka 60 (bawah) disebut diastolik,
yaitu tekanan saat jantung istirahat.
Namun demikian,
beberapa orang mungkin memiliki nilai tekanan darah (tensi) berkisar 110/90
mmHg atau bahkan 100/80 mmHg akan tetapi mereka tidak/belum atau jarang
menampakkan beberapa keluhan berarti, sehingga hal itu dirasakan biasa saja
dalam aktivitas kesehariannya.
Apabila kondisi itu
terus berlanjut, didukung dengan beberapa faktor yang memungkinkan memicu
menurunnya tekanan darah yang signifikan seperti keringat dan berkemih banyak
namun kurang minum, kurang tidur atau kurang istirahat (lelah dengan aktivitas
berlebihan) serta haid dengan perdarahan berlebihan (abnormal) maka tekanan
darah akan mencapai ambang rendah (hipotensi) 90/60 mmHg.
·
Tanda dan Gejala Tekanan Darah Rendah seseorang
yang mengalami tekanan darah rendah umumnya akan mengeluhkan keadaan sering
pusing, sering menguap, penglihatan terkadang dirasakan kurang jelas
(kunang-kunang) terutama sehabis duduk lama lalu berjalan, keringat dingin,
merasa cepat lelah tak bertenaga, bahkan mengalami pingsan yang berulang.Pada
pemeriksaan secara umum detak/denyut nadi teraba lemah, penderita tampak pucat,
hal ini disebabkan suplai darah yang tidak maksimum keseluruh jaringan tubuh.
·
Penyebab Penyakit Darah Rendah
Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa terjadinya penurunan tensi darah, hal ini dapat dikategorikan sebagai berikut:
Ada beberapa faktor yang menyebabkan mengapa terjadinya penurunan tensi darah, hal ini dapat dikategorikan sebagai berikut:
– Kurangnya pemompaan darah dari jantung. Semakin
banyak darah yang dipompa dari jantung setiap menitnya (cardiac output, curah
jantung), semakin tinggi tekanan darah. Seseorang yang memiliki
kelainan/penyakit jantung yang mengakibatkan irama jantung abnormal, kerusakan
atau kelainan fungsi otot jantung, penyakit katup jantung maka berdampak pada
berkurangnya pemompaan darah (curah jantung) keseluruh organ tubuh.
– Volume (jumlah) darah berkurang. Hal ini dapat
disebabkan oleh perdarahan yang hebat (luka sobek,haid berlebihan/abnormal),
diare yang tak cepat teratasi, keringat berlebihan, buang air kecil atau berkemih
berlebihan.
– Kapasitas pembuluh darah. Pelebaran pembuluh darah
(dilatasi) menyebabkan menurunnya tekanan darah, hal ini biasanya sebagai
dampak dari syok septik, pemaparan oleh panas, diare, obat-obat vasodilator
(nitrat, penghambat kalsium, penghambat ACE).
- Penanganan
dan Pengobatan Darah Rendah
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk memperbaiki kondisi tekanan darah renda (hipotensi), diantaranya :
– Minum air putih dalam jumlah yang cukup banyak
antara 8 hingga 10 gelas per hari, sesekali minum kopi agar memacu peningkatan
degup jantung sehingga tekanan darah akan meningkat
– Mengkonsumsi makanan yang cukup mengandung kadar
garam
– Berolah raga teratur seperti berjalan pagi selama
30 menit, minimal 3x seminggu dapat membantu mengurangi timbulnya gejala
– Pada wanita dianjurkan untuk mengenakan stocking
yang elastis
– Pemberian obat-obatan (meningkatkan darah) hanya
dilakukan apabila gejala hipotensi yang dirasakan benar-benar mengganggu
aktivitas keseharian, selain itu dokter hanya akan memberikan vitamin
(suport/placebo) serta beberapa saran yang dapat dilakukan bagi penderita.
Mengenai image masyarakat yang sebagian besar
berpikir bahwa dengan mengkonsumsi daging kambing bagi penderita hipotensi
dapat meningkatkan tensi darah sebenarnya belum jelas, Namun dibenarkan kalau
hal itu akan meningkatkan kandungan haemoglobin (Hb) dalam darah. Sekali lagi
harus dipahami bahwa tekanan darah rendah artinya suplai darah tidak maksimal
keseluruh bagian tubuh. Haemoglobin (Hb) rendah adalah berarti bahwa kandungan
Hb sebagai zat pengikat oxygen dalam darah memiliki kadar rendah yang akibatnya
penderita bisa pucat (anemia), pusing (oxygen yang di angkut/suplai darah ke otak
kurang), merasa cepat lelah dan sebagainya. Normal Hb 14-17
Dalam kasus Hipotensi yang benar-benar diperlukan
pemberian obat, biasanya ada beberapa jenis obat yang biasa dipakai seperti
fludrocortisone, midodrine, pyridostigmine, nonsteroidal anti-inflammatory
drugs (NSAIDs), caffeine dan erythropoietin.
Tips melakukan injeksi
Cara
memberikan suntikan IM
Mempelajari cara memberikan suntikan intramuskular
(IM) mungkin menjadi suatu kebutuhan jika Anda, atau anggota keluarga Anda,
menderita penyakit yang memerlukan pengobatan melalui suntikan. Pengobatan ini
mungkin merupakan pilihan terbaik, karena obat yang diberikan melalui suntikan
bekerja dengan lebih cepat. Dokter Anda, sebagai penyedia layanan kesehatan,
yang akan memutuskan untuk meresepkan obat suntikan. Perawat akan menjelaskan
kepada pengasuh pasien cara memberikan suntikan intramuskular, yang seharusnya
sejajar dengan langkah-langkah di bawah ini.
1. Ketahui bagian-bagian alat suntik atau spuit.
Akan menjadi lebih mudah
memberikan suntikan jika Anda mengerti mekanisme alat suntik.
·
Alat suntik
terdiri dari 3 bagian utama: jarum, tabung, dan piston. Jarum akan menembus
otot; tabung memiliki penanda, baik dalam cc (sentimeter kubik) ataupun ml
(mililiter), dengan angka-angka di sebelah penanda, dan akan diisi dengan obat;
piston digunakan untuk memasukkan dan mengeluarkan obat dari spuit.
·
Obat yang
diberikan melalui suntikan intramuskular (IM) diukur dalam cc atau ml. Jumlah
dalam cc sama dengan dalam ml.
2. Ketahui lokasi pemberian suntikan.
Tubuh manusia memiliki
sejumlah titik yang paling baik menerima obat.
·
Otot Vastus
Lateralis (Paha): Lihat paha Anda dan bagi menjadi 3 bagian yang sama
besar. Lokasi untuk memberikan suntikan terletak pada sepertiga bagian tengah.
Paha adalah lokasi yang bagus untuk memberikan suntikan karena mudah dilihat.
Lokasi ini juga bagus untuk memberikan suntikan IM kepada anak-anak di bawah
umur 3 tahun.
·
Otot Ventrogluteal (Pinggul):
Untuk menemukan lokasi yang tepat, letakkan tangan Anda pada bagian luar atas
paha, di pertemuan antara paha dan pantat. Arahkan jempol Anda ke pangkal paha,
dan jari-jari lain ke arah kepala pasien. Bentuk huruf “V” dengan jari-jari Anda
dengan cara memisahkan jari telunjuk Anda dengan tiga jari lainnya. Anda akan
merasakan tepi tulang pada ujung-ujung jari manis dan kelingking Anda. Tempat
untuk memberikan suntikan adalah di tengah-tengah V tersebut. Pinggul adalah
tempat yang bagus untuk memberikan suntikan IM kepada orang dewasa dan
anak-anak berumur di atas 7 bulan.
·
Otot Deltoid (Otot
lengan atas): Angkat lengan baju sehingga lengan atas terlihat seluruhnya. Raba
tulang pada bagian atas lengan atas. Tulang ini disebut processus
acromion. Bagian bawah tulang ini membentuk dasar segitiga. Ujung
segitiga terletak tepat di bawah bagian tengah dasar segitiga, kira-kira
sejajar dengan ketiak. Tempat yang tepat untuk memberikan suntikan adalah di
tengah segitiga tersebut, 2,5 - 5 cm di bawah processus acromion.Tempat
ini tidak boleh digunakan untuk memberikan suntikan kepada orang yang sangat
kurus atau memiliki otot yang sangat kecil.
·
Otot Dorsogluteal (Pantat):
Lokasi suntikan terletak pada satu sisi pantat. Dengan bola alkohol, gambar
garis dari ujung atas celah antara pantat ke bagian sisi badan. Temukan bagian
tengah garis tersebut dan pergi ke atas sebanyak 7,6 cm. Dari titik tersebut,
gambar garis turun ke bawah, menyeberangi garis pertama, sampai sekitar separuh
pantat. Garis-garis yang Anda buat akan membentuk salib. Pada kotak atas luar,
Anda dapat meraba tulang yang melengkung. Lokasi suntikan terletak pada kotak
atas luar di bawah tulang yang melengkung tersebut. Jangan gunakan tempat ini
untuk menyuntik bayi atau anak-anak berumur di bawah 3 tahun karena otot-otot
mereka belum sepenuhnya terbentuk.[1]
3. Ketahui orang yang akan Anda beri suntikan.
Lokasi terbaik untuk
memberikan suntikan IM berbeda pada setiap orang. Pertimbangkan beberapa hal
sebelum Anda memberikan suntikan:
·
Usia pasien.
Untuk usia 2 tahun ke bawah, lokasi terbaik yaitu pada otot paha. Untuk usia 3
tahun ke atas, suntikan dapat dilakukan di otot paha atau deltoid. Gunakan jarum
dengan ukuran antara 22 dan 25.
·
Catatan: Untuk
anak-anak yang sangat kecil, gunakan jarum yang lebih kecil. Juga, paha lebih
dapat menoleransi jarum yang lebih besar daripada lengan.[2]
·
Pertimbangkan
lokasi suntikan sebelumnya. Jika pasien telah mendapat suntikan di satu lokasi,
berikan suntikan di lokasi yang lain untuk mencegah perubahan kulit dan
terbentuknya bekas luka.
1. Cuci tangan Anda dengan air hangat dan sabun. Sangat penting untuk menjaga kebersihan dalam situasi
seperti ini.
2. Gunakan bola alkohol untuk mensterilkan lokasi pemberian
suntikan IM.
Biarkan alkohol mengering.
Jangan sentuh area tersebut sampai Anda memberikan suntikan. Jika Anda
menyentuh area tersebut sebelum memberikan suntikan, Anda harus membersihkan
lagi area tersebut dengan bola alkohol.
3. Lepas penutup jarum spuit seperti Anda membuka tutup pena.
Jika Anda melihat
jarum tersebut tercemar, jangan gunakan. Pakai jarum suntik lainnya -- lebih
baik pakai jalan yang aman daripada menyesal kemudian.
4. Tekan kulit dan regangkan sedikit dengan tangan Anda yang
satunya.
Pastikan spuit tergenggam
dengan aman dan nyaman dalam tangan Anda.
·
Pegang spuit
dengan tangan dominan Anda atau tangan yang Anda pakai untuk menulis. Pegang
spuit di antara jempol dan telunjuk. Tabung spuit bertumpu pada jari tengah
Anda.
5. Suntikkan, jangan dorong, jarum ke dalam otot dengan sudut 90
derajat.
Lepaskan kulit yang Anda
tahan dengan tangan satunya dan tetap pegangi spuit dengan tangan dominan Anda
sehingga spuit tetap berada di titik injeksi.
·
tarik sedikit
piston untuk memastikan jarum tidak menusuk pembuluh darah. Jika itu terjadi,
dan Anda melihat darah tersedot ke dalam spuit, tarik keluar jarum suntik dan
ulangi dengan spuit dan dosis obat yang baru. Lakukan suntikan ke-2 ini di
bagian tubuh yang lain. Jangan pernah melakukan suntikan ulang di tempat yang
sama.
6. Dorong piston untuk menyuntikkan obat ke dalam otot.
Dorong secara perlahan,
jangan memaksakan obat ke dalam otot.
·
Beberapa jenis
obat menyebabkan rasa sakit. Anda dapat mengurangi rasa sakit dengan
menyuntikkan obat (mendorong piston) secara perlahan.
7.Tarik keluar jarum dengan sudut yang sama dengan saat Anda
menyuntikkan jarum.
Lakukan setelah Anda yakin
semua obat sudah disuntikkan.
·
Tekan dengan
lembut daerah injeksi dengan kain kasa 2x2. Pasien mungkin merasa sedikit tidak
nyaman; itu normal.
1. Buang jarum dengan benar.
Jangan buang jarum di tempat
sampah. Anda mungkin mendapat wadah plastik keras khusus untuk tempat membuang
spuit dan jarum bekas pakai. Anda juga dapat menggunakan botol soda atau botol
plastik dengan tutup ulir. Pastikan wadah tersebut cukup untuk spuit dan jarum
tanpa menembus wadah.
·
Tanyakan kepada
dokter atau apoteker tentang aturan pemerintah daerah atau pusat mengenai
pembuangan spuit dan jarum bekas.[1]
2. Hubungi dokter.
Jika Anda punya pertanyaan
apapun atau jika gejala-gejala kecil tampaknya muncul setelah injeksi, hubungi
dokter secepatnya. Jangan ragu-ragu menghubungi dokter jika Anda melihat yang
manapun dari gejala-gejala berikut:
·
Demam, bersin,
atau batuk setelah mendapatkan injeksi.
·
Benjolan,
pembengkakan, atau memar di lokasi pemberian injeksi yang tidak hilang.[1]
3. Hubungi unit gawat darurat (UGD) rumah sakit terdekat.
Jika terjadi hal yang parah,
dan sesekali memang kejadian, segera hubungi UGD rumah sakit terdekat. Efek
samping serius dapat terjadi sebagai akibat dari pemberian injeksi; hubungi UGD
jika Anda melihat yang manapun dari gejala-gejala berikut:
·
Timbul ruam atau
gatal-gatal setelah injeksi diberikan.
·
Sesak napas
setelah injeksi diberikan.
·
Mulut, bibir, atau
wajah membengkak setelah injeksi diberikan.[1]
Tips
- Butuh waktu sebelum Anda terbiasa memberikan suntikan
IM. Anda akan merasa ragu dan canggung pada awalnya.
- Dokter atau apoteker Anda dapat mengarahkan Anda tentang
cara yang benar untuk membuang jarum dan alat suntik bekas pakai.
Hal yang Anda
Butuhkan
- Sarung tangan steril
- Bola alkohol / tisu alkohol dalam kemasan aluminium foil
- Obat dalam vial
- Alat suntik/spuit
- Kain kasa 2x2 kering dan steril dalam kemasan kertas
Konsep dasar pemberian obat
KONSEP DASAR PEMBERIAN OBAT
Pengertian
Obat à Zat atau substansi yg diberikan kpd manusia atau
binatang dgn tujuan :
Ø Menentukan diagnosa
Ø Mengobati/menyembuhkan
Ø Mengurangi penderitaan
Ø Pencegahan penyakit
ü Nama
Obat :
1. Kimia
: as.asetil salisilat
2. Generik
: aspirin, parasetamol
3. Pabrik/Dagang/paten
: panadol
ü Farmakologi
klinik :
Ilmu yang mempelajari efek obat terhadap proses kehidupan.
ü Farmakognosi
:
Ilmu yg m’pelajari sumber2 obat.
Ex : tumbuh-tumbuhan, mineral, hewan, sintetis.
Farmakokinetik : suatu
proses yang mencakup nasib obat dalam tubuh.
Mulai dari absorbsi ekskresi
Bioavailibilitas :
kadar obat yg mencapai sirkulasi darah.
Obat lambung usus 12 jari
Vena porta
hepatika hepar
V. Cava inferior jantung
Seluruh TUBUH
Faktor yang mempengaruhi reaksi obat
1. Usia
2. Waktu
pemberian
3. Berat
badan
4. Jenis
kelamin
5. Lingkungan
6. Faktor
genetik
7. Kondisi
Individu
FARMAKOKINETIK
•
ABSORPSI
OBAT à pergerakan obat dari sumber kedalam tubuh melalui aliran
darah.
•
DISTRIBUSI
OBAT à obat didistribusi kedalam darah melalui dan sistem
limfatis menuju sel dan masuk kedalam jaringan
•
METABOLISME
OBAT à obat di
sirkulasi kedalam jaringan, berinteraksi dg sel dan melakukan perubahan zat
kimia
•
EKSKRESI
SISA à sisa zat yang tidak bereaksi kemudian keluar melalui
ginjal dalam bentuk urine, dari intestinal dlm bentuk feses dan dari paru-paru
dalam bentuk udara.
Perhitungan dosis untuk
anak < 12 tahun menggunakan hokum young.
Hokum young = usia
(dalam tahun) / usia+12 x dosis dewasa
Rumus Dilling = umur
anak dengan n tahun untuk anak usia diatas 8 tahun.
Dosis n tahun = n/20 x
dosis dewasa
Rumusn Gaubius =
pecahan x dosis dewasa
·
0-1 tahun = 1/12 x dosis dewasa
·
1-2 tahun = 1/8 x dosis dewasa
·
2-3 tahun = 1/6 x dosis dewasa
·
4-7 tahun = ¼ x dosis dewasa
·
7-14 tahun = ½ x dosis dewasa
·
14- 20 tahun = 2/3 x dosis dewasa
Rumus bastedo = n(tahun)/30 x dosis
dewasa
Rumus fried (khusus untuk bayi) =
usia(dalam bulan)/150
Rumus Cralk( berdasarkan BB)
Dosis anak= W/68 x D
W= BB
Langganan:
Postingan (Atom)