PROSES KEPERAWATAN JIWA
PENGKAJIAN
KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA
Pengkajian pada
pasien yang mengalami gangguan jiwa:
1)
IDENTITAS KLIEN
2)
PENANGGUNG
JAWAB
3)
ALASAN MASUK
4)
RIWAYAT
KESEHATAN SEKARANG
5)
FAKTOR PRESIPITASI
6)
FAKTOR PREDISPOSISI
7)
FISIK
8)
PSIKOSOSIAL
9)
STATUS
MENTAL
10)
KEBUTUHAN
PERSIAPAN PULANG
11)
MEKANISME
KOPING
12)
PENGETAHUAN
IDENTITAS KLIEN dan PENANGGUNG JAWAB
IDENTITAS KLIEN
Ø Nama pasien sesuai KTP
Ø Umur dihitung sejak pasien dilahirkan
Ø Jenis Kelamin Laki-laki/perempuan
Ø Tempat tinggal atau domisili pasien yang terakhir
Ø Jenis pekerjaan terakhir yang dilakukan oleh pasien dan
menghasilkan uang atau pendapatan
Ø Jenjang pendidikan terakhir yang dicapai oleh pasien
PENANGGUNG JAWAB à
yg ditanyakan sama dengan identitas Px
ALASAN MASUK
q Apa yang menyebabkan klien di bawa oleh keluarga ke rumah
sakit untuk saat ini?
q Apa yang sudah dilakukan oleh keluarga untuk mengatasi
masalah tersebut?
q Bagaimanakah hasilnya?
q Alasan masuk ditulis
singkat tapi jelas, dipilih yang menurut keluarga paling
menyebabkan membawa keluarganya opname di rumah sakit.
RIWAYAT KESEHATAN
SEKARANG
•
Dikaji
kondisi saat masuk pertama kali di UGD (tanggal masuk, jam masuk, penyebab
masuk, tanda gejala di rumah), dipindah di ruang akut (berapa lama dirawat di
ruang tersebut), keadaan saat ini, tanda dan gejala yang ditemukan ketika di
ruangan serta obat- obatan yang sudah diberikan
FAKTOR PRESIPITASI
•
Faktor
pencetus àpenyebab langsung pasien dibawa ke rumah sakit.
•
Faktor
pencetus:
a)
Biologis
(gangguan otak, putus obat)
b)
Psikologis
(perasaan terhadap stressor)
c)
Social
(stressor di luar individu: pendidikan, ekonomi, pekerjaan, keluarga).
- Apakah ada riwayat putus obat ?
FAKTOR PREDISPOSISI
•
Faktor
yang mendukung terjadinya masalah meliputi biologi, psikologi dan social.
•
Biologi:
apakah ada riwayat kejang, riwayat trauma kepala, riwayat menderita sakit panas
yang tinggi pada masa tumbang
•
Psikologis:
pengalaman yang tidak menyenangkan yang dialami pasien selama fase perkembangan
(kegagalan, kehilangan, perpisahan, kematian, trauma selama tumbang,) yang
pernah klien alami.
FAKTOR PREDISPOSISI
Riwayat Kesehatan
Sebelumnya
- Apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa pada
masa lalu?
- Bila Ya, bagaimana hasil dari pengobatan sebelumnya
?
Ø Berhasil: Pasien dapat beradaptasi di masyarakat tanpa
adanya gejala-gejala gangguan jiwa
Ø Kurang berhasil: Pasien dapat beradaptasi di masyarakat
tetapi masih ada gejala-gejala gangguan jiwa
Ø Tidak berhasil: Tidak ada kemajuan atau gejala-gejala
bertambah atau menetap
- Pasien opname atau kambuh yang ke berapa kali
- Riwayat Kesehatan Keluarga
FISIK
v Ukur tanda-tanda vital
v Ukur BB dan TB
v Tanyakan apakah berat badannya naik atau turun
v Tanyakan adanya keluhan fisik baik pada pasien maupun
keluarganya
v Lakukan pemeriksaan fisik dari kepala sampai ujung kaki
v Bila dijumpai adanya temuan abnormal pada pemeriksaan
fisik, maka dilanjutkan dengan pengkajian tiap sistem.
v Tanyakan riwayat pengobatan penyakit fisik yang pernah
atau sedang dijalani oleh pasien pada keluarga?
PSIKOSOSIAL
1)
Genogram
2)
Konsep
diri
3)
Hubungan
sosial
4)
Spiritual
STATUS MENTAL
- PENAMPILAN
Penampilan fisik: kondisi Rambut, kuku, kulit, gigi, cara berpakaian - PEMBICARAAN
- Pembicaraan pasien apakah : cepat, keras, gagap,
membisu, apatis atau lambat
- Berpindah-pindah dari satu kalimat ke kalimat yang
lain tetapi tidak ada kaitan dan sulit dipahami (inkoheren) atau
bicara kacau
- Tidak dapat memulai pembicaraan
3. AKTIVITAS
MOTORIK
- Lesu, pasif (hipomotorik)
- Tegang, tidak bisa tenang (hipermotorik)
- TIK (gerakan-gerakan kecil pada otot muka yang tidak terkontrol)
- Agitasi (kegelisahan motorik, mondar-mandir)
- Grimasen (gerakan otot muka yang berubah-ubah yang tidak dapat dikontrol
pasien)
- Tremor (Jari-jari yang tampak gemetar ketika klien menjulurkan tangannya dan
merentangkan jari-jari)
- Kompulsif ( kegiatan yang dilakukan berulang-ulang, seperti berulang kali
mencuci tangan, mencuci muka, mandi, mengeringkan tangan)
- 4. ALAM PERASAAN
- Data ini didapatkan melalui hasil wawancara dengan
pasien meliputi adanya perasaan: sedih, putus asa, gembira, khawatir,
takut
- (hasil wawancara divalidasi dengan hasil observasi)
Ditanyakan bukan dilihat.
5. AFEK
- Data afek didapatkan dari respon pasien selama
wawancara bukan didapatkan dari status pasien
- Jenis afek
1). Apprópiate (tepat)
2). Inapropiate (tidak tepat)
q Inapropiate (tidak tepat)
- Datar à saat dilakukan wawancara pasien tidak menunjukkan
perubahan roman muka atau ekpresi wajah, juga saat diberikan stimulus yang
menyenangkan atau menyedihkan
- Tumpulà Pasien hanya mau bereaksi atau memberi respon jika
diberikan stimulus yang kuat, misalnya ditepuk atau diberikan pertanyaan
dengan intonasi yang keras
- Labilà Emosi pasien yang cepat berubah
- Tidak sesuai à emosi yang tidak sesuai atau bertentangan dengan stimulus
yang ada, misalnya ketika diajak berbicar hal-hal yang sedih, pasien malah
tertawa terbahak-bahak)
6. INTERAKSI SELAMA
WAWANCARA
- Interaksi selama wawancara apakah bermusuhan, tidak
kooperatif atau mudah tersinggung
- Kontak mata selama wawancara (tidak ada kontak mata,
mudah beralih dan dapat mempertahankan kontak mata)
- Defensif (selama wawancara pasien selalu berusaha
mempertahankan pendapat dan kebenarannya dirinya)
- Curiga (selama wawancara menunjukkan sikap perasaan
tidak percaya pada orang lain
Dikaji selama
proses wawancara dengan perawat
7. PERSEPSI
- Kaji adanya pengalaman pasien tentang halusinasi dan
ilusi
- Bila pasien mengalami halusinasi, tanyakan jenis
halusinasinya, isi halusinasinya, waktu terjadinya halusinasi, frekuensi
halusinasi muncul, respon atau perasaan selama halusinasi muncul, tindakan
yang sudah dilakukan pasien untuk mengontrol atau menghilangkan halusinasi
serta keberhasilan dari tindakan tersebut
8. PROSES PIKIR
Data diperoleh melalui observasi selama wawancara dengan pasien
Data diperoleh melalui observasi selama wawancara dengan pasien
- Sirkumtansial: pembicaraan yang berbelit-belit tapi sampai pada
tujuan pembicaraan
- Tangensial: pembicaraan yang berbelit-belit tapi tidak sampai
pada tujuan
- Kehilangan asosiasi: pembicaraan tidak ada hubungan antara satu kalimat
dengan kalimat lainnya dan pasien tidak menyadarinya
d. Flight of
idea: pembicaraan yang meloncat dari satu topic ke topic
lainnya
e. Blocking: pembicaraan yang terhenti secara tiba-tiba tanpa gangguan
eksternal kemudian dapat melanjutkan pembicaraan lagi
f. Reeming: pembicaraan yang secara perlahan intonasinya menurun dan kemudian berhenti dan pasien tidak sanggup melanjutan pembicaraan lagi (misalnya pada pasien depresi)
g. Perseverasi: pembicaraan yang diulang berkali-kali
f. Reeming: pembicaraan yang secara perlahan intonasinya menurun dan kemudian berhenti dan pasien tidak sanggup melanjutan pembicaraan lagi (misalnya pada pasien depresi)
g. Perseverasi: pembicaraan yang diulang berkali-kali
9. ISI PIKIR
Dapat diketahui dari
wawancara dengan pasien
- Obsesi: pikiran yang selalu muncul walaupun klien berusaha menghilangkannya
- Phobia: ketakutan yang pathologis/tidak logis terhadap onjek/situasi tertentu.
- Ide terkait: keyakinan pasien terhadap kejadian yang terjadi
dilingkungannya yang bermakna dan terkait dengan dirinya
- Depersonalisasi: perasaan pasien yang asing terhadap dirinya sendiri,
orang atau lingkungannya
- Waham: Keyakinan yang salah dan
dipertahankan oleh pasien
10. TINGKAT
KESADARAN DAN ORIENTASI
- Kesadaran pasien :
Bingung : tampak bingung dan kacau
Sedasi : mengatakan merasa melayang-layang antara sadar dengan tidak sadar
Stupor : gangguan motorik seperti kekakuan, gerakan –gerakan yang diulang, anggota tubuh klien dapat diletakkan dalam sikap canggung dan dipertahankan klien, tetapi klien mengerti semua yang terjadi di lingkungannya
Sedasi : mengatakan merasa melayang-layang antara sadar dengan tidak sadar
Stupor : gangguan motorik seperti kekakuan, gerakan –gerakan yang diulang, anggota tubuh klien dapat diletakkan dalam sikap canggung dan dipertahankan klien, tetapi klien mengerti semua yang terjadi di lingkungannya
b. Orientasi pasien terhadap waktu, tempat dan orang
11. MEMORI
Data diperoleh melalui wawancara
Data diperoleh melalui wawancara
- Gangguan daya ingat jangka panjang: tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi lebih
dari satu bulan
- Gangguan daya ingat jangka pendek: tidak dapat mengingat kejadian yang terjadi dalam
minggu terakhir
- Gangguan daya ingat saat ini: tidak dapat mengingat kejadian yang baru saja
terjadi
- Konfabulasi : pembicaraan tidak sesuai dengan kenyataan dengan
memasukkan cerita yang tidak benar untuk menutupi gangguan daya
ingatnya
12. TINGKAT
KONSENTRASI DAN BERHITUNG
Data diperoleh selama wawancara
Data diperoleh selama wawancara
- Mudah dialihkan: perhatian pasien mudah berganti dari satu objek ke
objek yang lain
- Tidak mampu berkomunikasi: pasien selalu minta agar pertanyaan diulang/tidak
dapat menjelaskan kembali pembicaraan
- Tidak mampu berhitung: tidak dapat melakukan penambahan/pengurangan pada
benda-bendan yang nyata
13. KEMAMPUAN
PENILAIAN
- Gangguan kemampuan penilaian ringan: dapat mengambil keputusan yang sederhana dengan
bantuan orang lain
- Gangguan kemampuan penilaian bermakna: Tidak mampu mengambil keputusan walaupun dibantu
orang lain. Misalnya ketika diberikan penjelasan mau makan dulu atau mandi
dulu pasien tetap tidak dapat memilih atau mengambil keputusan
14. DAYA TILIK DIRI
Data diperoleh dari hasil wawancara
Data diperoleh dari hasil wawancara
- Tanyakan saat ini berada dimana ?
- Mengapa pasien berada di rumah sakit jiwa?
à Klien biasanya tidak menyadari dirinya di rumah sakit,
tidak menyadari penyakitnya atau menyalahkan orang lain karena telah membawa
dirinya di rumah sakit jiwa
à Tidak tahu tujuan di berada di rumah sakit jiwa
à Menuduh orang tua atau perawat yang sakit jiwa dan
dirawat
KEBUTUHAN PERSIAPAN
PULANG
- Makan
- BAB
- Mandi
- Berpakaian
- Istirahat dan Tidur
- Penggunaan Obat
- Pemeliharaan Kesehatan
- Kegiatan di dalam rumah
- Kegiatan di luar rumah
MEKANISME KOPING
MELIPUTI KOPING
ADAPTIF SAMPAI DENGAN MALADAPTIF
•
Cerita
dengan orang lain (Asertif)
•
Diam
(Represi/Supresi)
•
Menyalahkan
orang lain (Sublimasi)
•
Mengamuk/merusak
alat-alat rumah tangga (Displacement)
•
Mengalihkan
kekegiatan yang bermanfaat (Konversi)
•
Memberikan
alasan yang logis (Rasionalisasi)
•
Mundur
ke SP perkembangan sebelumnya (Regresi)
•
Dialihkan
ke objek lain seperti memarahi televisi, memarahi tanaman atau memarahi
binatang (Proyeksi).
Sumber Mekanisme
koping: sumber dukungan
dalam penyelesaian masalah dan pengambilan keputusan
Pengetahuan Kurang
Tentang:
•
PENGETAHUAN
KURANG TENTANG:
- Pemahaman pasien tentang penyakit, tanda dan gejala
kekambuhan, obat yang diminum, dan cara menghindari kekambuhan.
- Pemahaman pasien tentang kesembuhan (sembuh sosial)
- Pemahaman tentang sumber koping yang adaptif
- Pemahaman tentang manajemen hidup sehat
DIAGNOSA
•
Perumusan diagnosa keperawatan jiwa
berdasarkan KONAS JIWA adalah DIAGNOSA TUNGGAL
•
Diagnosa : Sehat, Risiko/Psikososial dan Dx. Gangguan
DIAGNOSA RISIKO/PSIKOSOSIAL
•
Ansietas
•
HDR Situasional
•
Gangguan Citra tubuh
•
Ketidakberdayaan
•
Keputusasaan
•
Koping individu tidak efektif
•
Koping keluarga tidak efektif
•
Berduka
•
Penampilan peran tidak efektif
•
Sindrom paska trauma
•
Risiko penyimpangan perilaku
DIAGNOSA GANGGUAN
•
Perilaku Kekerasan / Risiko Perilaku
Kekerasan
•
Waham
•
Halusinasi
•
Isolasi sosial
•
Defisit perawatan diri
•
Risiko bunuh diri
•
HDR Kronik
•
Kerusakan Komunikasi Verbal
•
Ketidakefektifan regimen terapeutik
INTERVENSI
•
Merencanakan tindakan untuk
masing-masing diagnosa keperawatan
•
JANGAN LUPAKAN “SMART” DALAM
MENENTUKAN TUJUAN
•
Buat tujuan untuk keluarga dan pasien
IMPLEMENTASI
•
Menggunakan Strategi Pelaksanaan (SP) à untuk Dx.Gangguan
•
Dx.Psikososial
menggunakan NANDA NIC NOC
•
Masing-masing diagnosa gangguan memiliki
SP untuk klien dan keluarga
•
Untuk mencapai tujuan yang ditentukan
maka perawat harus membantu pasien dan keluarga sesuai dengan SP
EVALUASI
Menggunakan SOAP
•
S : data subyektif pasien setelah
perawat melakukan implementasi sesuai SP/ NIC
•
O : data obyektif yang diamati saat
perawat melakukan tindakan sesuai SP/
NIC
•
A : diagnosa (sudah teratasi atau belum)
dan kemampuan pasien à Dx.Tunggal
Sedangkan pada Dx.Psikososial mengacu
pada NOC
•
Pk (Planning klien) : rencana
tindak lanjut untuk klien
•
Pp (Planning perawat) : rencana
tindak lanjut perawat
CONTOH EVALUASI
14.00 WIB
•
S
: An.A mengatakan masih trauma
melihat laki-laki
•
O
:
–
Pasien
terlihat ketakutan
–
Pasien
terlihat menyendiri
•
A
: Tujuan belum tercapai: enhance coping pasien dirangking 2 (jarang didemontrasikan)
•
P : Lanjutkan Intervensi no:
- Gunakan pendekatan yang tenang dan memberikan
jaminan
- Dukung penggunaan mekanisme defensive yang tepat
- Dukung keterlibatan keluarga dengan cara yang tepat
Atau Hentikan
Intervensi no (Sebutkan dg jelas)
Atau Tambahkan
Intervensi (Jelaskan apa saja)
Atau bisa jg Rubah
Dx (bila data baru menyingkirkan Dx lama)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar